Tim Yang Terpilih - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Tim Yang Terpilih

Hanya butuh 2 menit bagi Real Madrid untuk menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya di kompetisi Eropa. Meski tak menguasai pertandingan selama 90 menit, meski tak mencetak satu pun tembakan tepat sasaran selama 90 menit, pada akhirnya, Real Madrid lah yang keluar sebagai pemenang.

Tuhan sepakbola tak peduli akan kepiawaian Pep Guardiola meracik gaya bermain Manchester City. Tak peduli juga ia dengan kemahiran mengolah bola milik De Bruyne, Bernardo Silva, hingga Ederson. Bahkan, tuhan sepakbola tak peduli dengan beratnya beban karir seorang Jack Grealish musim ini. Ia telah memilih Real Madrid dan mengetuk kepala Rodrigo serta Karim Benzema untuk membuktikkan kasta El Real sebagai tim yang ditakdirkan. Tak perlu pemain senior penuh pengalaman seperti Kroos, Modric, Casemiro, hingga Marcelo untuk menyuguhkan hal-hal magis. Cukup kenakan seragam putih kebanggaan Madrid kepada anak-anak muda seperti Camavinga dan Rodrigo untuk menyajikan hal-hal ajaib yang kita saksikan pada laga ini.

Supranatural. Kata-kata ini tak berlebihan melihat bagaimana hal-hal kecil mempengaruhi salah satu laga paling berkesan di ajang Liga Champions ini. Mulai dari dibuangnya bola yang dilesakkan Grealish dari garis gawang, sentuhan tipis Courtois setelahnya, sampai lambatnya reflek Ederson yang seakan membatu dalam proses terjadinya gol pertama City. Tentu faktor-faktor brilian dan kesalahan secara individu ini tak bisa kita limpahkan begitu saja kepada pelatih di pinggir lapangan kala pertandingan berlangsung. Tuhan sudah berkehendak dengan caranya yang sangat misterius. Dan entah mengapa, tim dengan seragam putih bernama Real Madrid seringkali berada di pusat setiap kejadian mencengangkan yang terjadi. Akal sehat bahkan kadang sulit menjabarkan apa yang terjadi dalam petualangan El Real semenjak berhasil merengkuh trofi La Decima mereka di musim 2013/2014 juga bersama Carlo Ancelotti.

Mulai dari gol menit akhir Sergio Ramos di musim 2013/2014, mendadak mediokernya Jan Oblak di babak adu penalti, kesalahan penjaga gawang Muenchen dan Liverpool di musim 2017/2018, hingga keajaiban yang mereka ciptakan musim ini kala melewati kepungan Paris Saint Germain, Chelsea, hinga Manchester City yang sebenarnya bermain jauh lebih meyakinkan daripada Madrid sendiri. Tentu masih banyak kisah heroik lainnya yang melibatkan Madrid. Namun kita persingkat saja bagaimana tim ini seakan benar-benar tak bisa diprediksi dan kerap memanfaatkan momentum dengan teramat luar biasa hingga menghasilkan sesuatu yang sulit kita cerna.

Menariknya, Liverpool yang akan menjadi lawan mereka di partai final 28 Mei mendatang juga merupakan satu dari sedikit tim terpilih tersebut. Bahkan, Ancelotti yang akan menjalani final kelimanya di ajang Liga Champions ini punya begitu banyak sejarah saat menghadapi tim asal Merseyside ini. Mulai dari kisah tragis AC Milan di Istanbul pada 2005, balas dendam yang berhasil di tahun 2007, perjalanan membawa Chelsea menjadi juara di tahun 2010, hingga sempat melatih musuh bebuyutan Liverpool yakni Everton hingga musim lalu sebelum kembali ke kota Madrid hingga saat ini.

Liverpool pun punya dendam yang harus dibayar tuntas setelah kalah menyakitkan di musim 2017/2018. Tentu kini Liverpool sudah jauh berbeda dari diri saat itu. 3 partai final dalam 5 tahun terakhir menjadi bukti bagaimana Klopp sudah merevolusi tim yang sudah mengantongi 6 gelar juara Liga Champions ini.

2 tim terpilih yang tengah menjalani fase terbaik mereka masing-masing akan berjibaku di Paris 3 pekan mendatang. Madrid yang sudah lebih santai tentu tak bisa terlena melihat fokus Liverpool yang masih akan terus berjuang menyapu bersih setiap gelar yang masih mereka perjuangkan di ranah domestik. Jika semua berjalan lancar, kondisi fisik dan mental kedua tim lah yang akan jadi penentu laga final di Paris nanti.

Oh, dan tentunya ada juga faktor tuhan sepakbola yang mungkin saja akan menyuguhkan banyak hal unik, menarik, hingga bisa jadi hal-hal ajaib yang tersaji melalui aksi para pemain dari kedua tim tersebut.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.