Pandemik virus COVID-19 memaksa seluruh ajang besar di dunia olahraga untuk berhenti sementara waktu. Di tengah ketidakpastian ini, rasanya batas waktu di awal bulan April hanyalah wacana belaka. Virus ini nampak tak main – main dalam penyeberannya. Hari ini, persentase kematian di Italia mencapai angka 9%! Tentu Serie A Italia takkan kembali melakukan sepak mula dan bermain pada awal April bukan?
Perdebatan lainnya juga bicara tentang apakah liga harus segera diakhiri dengan klasemen di pekan terakhir atau sekedar menunda dan melanjutkan liga di bulan – bulan setelahnya. Menurut saya pribadi, pilihan kedua lebih bijak dan adil bagi semua pihak. Meski saya tahu hal itu akan berimbas pada ditundanya pagelaran besar Piala Eropa & Olimpiade Tokyo 2020.
Saya rasa, Piala Eropa & Olimpiade Tokyo harusnya bisa menunggu sedikit lebih lama. Dan hal ini saya rasa lebih adil melihat belum ada kompetisi yang dilangsungkan di kedua ajnag besar 4 tahunan ini. Berbeda tentunya dengan Liga top Eropa yang sudah berjalan sepanjang hampir 30 pekan dan hanya menyisakan 8 pekan untuk mencapai akhir musim kompetisi.
Menghapus segala pencapaian yang sudah terjadi dalam 30 pekan terakhir ini saya rasa adalah hal yang bodoh. Keputusan ini pastinya tak adil bagi mereka yang sudah bekerja keras sesuai dengan kewajiban mereka selama ini. Apalagi bagi tim seperti Liverpool, serta beberapa tim yang hendak mencapai promosi ke divisi utama setelah berjuang berbulan – bulan.
Masa kalian tega melihat Liverpool menjadi juara karena trofi belas kasihan, atau jadi juara setelah 3 dekade tanpa ada satupun penonton di dalam Anfield? Parade keliling kota pun nampak mustahil di tengah situasi seperti ini.
Saya bukannya membela Liverpool. Saya bicara membela setiap kompetisi yang harus berhenti karena wabah ini. Jadi jika boleh berpikir lebih objektif, seharusnya para petinggi – petinggi di luar sana bisa mengambil keputusan yang pastinya adil dan meminimalisir masalah bagi banyak pihak di luar sana.
Kita nantikan saja keputusannya.
