Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal meraih gelar juara di kejuaraan bulu tangkis Asia di Wuhan, China.
Pasangan ganda campuran Indonesia itu kalah dari pasangan China, Wang Yilyu/Huang Dongping, di laga final dengan skor 17-21 dan 17-21 hanya dalam durasi 42 menit.
Awal-awal gim pertama sempat berlangsung sengit dengan saling kejar poin di antara dua pasangan tersebut. Tontowi/Liliyana sempat unggul 13-10, kemudian mampu dikejar Wang/Huang menjadi 14 sama.
Ganda campuran peringkat kedua dunia itu pun mampu membalikkan keadaaan hingga akhirnya menang 21-17 dari Tontowi/Liliyana.
Di gim kedua, Wang/Huang tampaknya lebih mudah meladeni Tontowi/Liliyana. Mereka terus memimpin poin sejak unggul 6-5 pada awal-awal gim tersebut.
Tontowi/Liliyana sepertinya cukup kesulitan untuk mengejar ketinggalan poin dari Wang/Huang hingga akhirnya kalah dengan skor yang sama yakni 17-21 pada gim tersebut.
Kekalahan Tontowi/Liliyana pun sekaligus menegaskan tak ada satu pun gelar juara yang berhasil diraih wakil dari Indonesia di kejuaraan bulu tangkis Asia 2018 tersebut.
Pasalnya, hanya Tontowi/Liliyana satu-satunya wakil Indonesia yang sebelumnya berhasil ke babak final kejuaraan bulu tangkis Asia itu.
Sebelum berhadapan dengan Wang/Huang, pasangan ganda campuran nomor satu Indonesia itu sudah mengalahkan dua ganda China lain di babak perempat final dan semifinal.
Pada babak perempat final, pasangan senior tersebut melewati adangan He Jing Ting/Du Yue 21-11, 9-21, dan 21-10.
Selanjutnya di partai semifinal giliran Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang ditundukkan peraih medali emas Olimpiade 2016 dengan skor 21-11 dan 21-13.
Liliyana mengatakan ia dan Tontowi kurang sabar usai dikalahkan ganda campuran China, Wang Yilyu/Huang Dongping.
“Lawan hari ini [Wang/Huang] tidak mudah dimatikan, beda dengan lawan yang kemarin. Intinya kami kurang sabar,” terang Liliyana.
Liliyana pun mengakui sejumlah kesalahan yang ia dan Tontowi lakukan, membuat ganda campuran peringkat kedua dunia itu mudah mengambil poin dari mereka.
“Sebetulnya di awal sudah benar, namun ada sedikit kesalahan yang membuat mereka bangkit. Kami tidak bisa menahan laju poin mereka.”
“Mungkin karena kami terlalu fokus sehingga mainnya monoton dan tidak bisa mengubah ritme,” ucap pebulutangkis yang akrab disapa dengan panggilan Butet itu.
“Seperti dibilang Owi [Tontowi], lawan memang susah dimatikan, kemudian kami juga ada keraguan. Namun ketika bisa mengejar, kami bisa juga menembus dan mereka jadi susah menembus.”
“Memang terpenting adalah dari pikiran. Dapat poinnya memang susah, harus lebih sabar,” tutur peraih medali emas Olimpiade 2016 tersebut.
Sumber foto: bola.kompas.com