Eric Molina telah diskorsing selama dua tahun oleh badan anti-doping dunia akibat positif menggunakan zat terlarang.
Eric Molina telah diskorsing selama dua tahun karena gagal dalam tes zat terlarang setelah kekalahannya pada Desember 2016 melawan ikon tinju Inggris Anthony Joshua.
Petinju kelas berat asal Amerika Serikat itu akan menghabiskan waktu yang lama dari olahraga tinju dunia setelah diberikan hukuman oleh badan anti-doping Inggris.
Molina sendiri tidak diizinkan untuk kembali ke pertarungan sampai 27 Oktober 2019, dengan larangan sementara yang dimulai pada 28 Oktober 2017.
“Setiap atlet bertanggung jawab atas apa yang ada di sistem mereka dan harus mematuhi prinsip tanggung jawab yang ketat.” demikian pernyataan dari chief executive UKAD Nicole Sapstead.
“Semua atlet pada tingkat apa pun harus membiasakan diri dengan Daftar Terlarang WADA dan memastikan mereka tidak menempatkan diri pada posisi di mana mereka dapat melanggar peraturan anti-doping.” tambah Sapstead.
Molina tidak menyangkal mengambil substansi atau pelanggaran aturan anti-doping, tapi dia mempertanyakan panjangnya larangan dari badan anti-doping dunia tersebut.
Dia memilki alasan bahwa ia tidak bermaksud untuk menipu dengan mengkonsumsi zat dexamethasone, yang digunakan sebagai anti-inflamasi, dimana terkandung dalam suplemen vitamin B12 yang sering digunakannya yang disebut sebagai Tribedoce DX.
Menurut keputusan tertulis panel anti-doping nasional, Molina mengatakan dia telah meminta saudaranya untuk membeli lebih banyak suplemen ketika berada di Meksiko, dengan implikasinya adalah bahwa bahan-bahan di dalam suplemen tersebut sedikit berbeda dengan produk yang dijual di Amerika Serikat.
Eric Molina saat menrima pukulan keras dari Anthony Joshua pada pertarungan 2016 lalu. (Sumber:www.thetelegraph.co.uk)
Molina mengaku dia disuntik dengan suplemen yang ia dapatkan dan mengakui bahwa ia belum sempat untuk memeriksa bahan atau meminta saran ahli sebelum mengkonsumsinya.
Berita larangan tampil Molina datang selama program Clean Sport Week UKAD dan dua hari sebelum lembaga anti-doping nasional yang diatur untuk merilis hasil survei nasional tentang penggunaan suplemen.
Survei ini diharapkan dapat mengungkapkan bahwa Molina bukanlah satu-satunya atlet, amatir atau profesional, yang tidak tahu apa yang ada di dalam suplemen yang mereka gunakan.
Dalam pertarungan merebut gelar IBF pada 2016, Joshua hanya membutuhkan tiga ronde untuk mempertahankan sabuknya atas Molina. Sebelumnya, petinju berusia 36 tahun itu juga sempat kalah dalam menghadapi petinju kelas berat senegaranya Deontay Wilder.