Eks kapten Real Madrid, Iker Casillas, mengaku kecewa dengan rivalitas yang terjadi pada duel El Clasico, terutama dalam 1-2 tahun terakhir. Hal itu berkaitan El Clasico yang tidak lagi pada ranah sepak bola melainkan ke ranah politik.
Rivalitas antara Real Madrid dengan Barcelona memang sudah punya riwayat yang panjang. Bukan hanya terjadi kemarin sore. Bahkan, duel antara Real Madrid melawan Barcelona selalu jadi pusat perhatian dunia. Dua yang selalu dinantikan.
Casillas termasuk satu di antara pemain yang pernah merasakan ketatnya persaingan El Clasico. Bukan hanya memainkan sekali atau dua kali, Casillas cukup kenyang pengalaman bermain di El Clasico. Karena itu, dia paham seberapa penting arti laga tersebut.
Hanya saja, penjaga gawang yang kini bermain untuk FC Porto itu mengaku mulai kecewa dengan rivalitas yang terjadi di El Clasico. Sebab, terlalu banyak nuansa politis yang dibawa dalam duel kedua tim.
Menurut Iker Casillas, persaingan antara Real Madrid melawan Barcelona sudah berada di luar batas. Sebab, hal ini sudah menyangkut hubungan politik antara Spanyol [Real Madrid] dan Kalatan [Barcelona]. Casillas merasa kecewa.
“Itu sungguh gila. Rivalitas itu mulai lepas landas pada level yang sangat tidak saya sukai. Seperti ada perang politik antara Spanyol dengan Kalatan,” buka Casillas dikutip dari Marca.
“Saya seorang Madridista [sebutan untuk fans Real Madrid]. Saya juga selalu ingin Real Madrid menang di el clasico. Tapi, saya tidak akan melangkah pada fanatisme yang ekstrem seperti sekarang,” sebut penjaga gawang berusia 37 tahun.
Iker Casillas melihat jika Jose Mourinho punya peran penting dalam memanaskan rivalitas antara Real Madrid dengan Barcelona. Tiga musim melatih Madrid, Mourinho kerap terlibat aksi kontroversial ketika pertandingan kontra Barca.
“Mourinho datang untuk membawa kami bersaing dengan Barca dan dia membuat suasana El Clasico makin panas. Dan, hal-hal yang tidak saya sukai itu akhirnya keluar. Saya tidak ingin hal itu terjadi,” ungkap Casillas.