Impian Maurizio Sarri untuk memenangkan trofi besar pertama dalam karir kepelatihannya berakhir tragis. Setelah tampil solid selama hampir 120 menit, Sarri mendadak kehilangan kontrol kekuasaannya di Chelsea pada menit-menit akhir babak tambahan yang ke-2.
Kepa Arrizabalaga yang sempat terlihat kesakitan dan diperkirakan mengalami cedera hendak digantikan dengan Willy Caballero pada menit akhir menjelang babak adu penalti. Sarri yang tahu kapabalitas Caballero dalam menghentikan tendangan penalti hendak menjadikan sang penjaga gawang sebagai kartu AS untuk mengalahkan City yang juga pernah dibela Caballero sebelum berlabuh di Chelsea.
Apa yang terjadi berikutnya seakan menjadi topik utama yang mengalahkan jalannya pertandingan laga final Piala Carabao dini hari tadi. Kepa terlihat menolak keras pergantian yang akan Sarri lakukan. Gestur tubuhnya terlihat begitu memberontak dan seakan tidak rela digantikan sang pelatih yang telah memberikan sinyal pada pihak ofisial wasit untuk melakukan penggantian pemain. Caballero bahkan telrihat canggung dan bingung dari pinggir lapangan. Setelah kurang lebi 3 menit saling melemparkan teriakan serta isyarat yang begitu ambigu, Sarri mengamuk hingga melempar botol minum ke arah kursi dan merobek bagian atas jaket yang Ia gunakan. Bahkan Sarri terlihat berjalan masuk ke dalam ruang ganti sambil mengamuk sebelum akhirnya mengurungkan niatnya dan kembali ke bangku pelatih.
Kepa yang tidak mau diganti pun nyatanya tak mampu keluar sebagai pahlawan. Ia gagal membawa Chelsea keluar sebagai juara dan malah menjadi pesakitan setelah dihujat begitu banyak orang sebagai pemain tidak tahu diri. Meski bisa menahan sepakan Sane, Kepa dinilai lalai saat gagal menghentikan sepakan lemah Aguero.
Setelah pertandingan ternyata Sarri dan Kepa mengakui adanya kesalahpahaman diantara mereka. Sarri mengaku bahwa Ia yakin Kepa tak lagi sanggup melanjutkan pertandingan ke babak adu penalti karena cedera keram kaki setelah 120 menit berlaga. Di sisi lain, Kepa merasa bahwa Ia tidak apa-apa dan mampu melanjutkan pertandingan hingga harus mengutus tim dokter untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada Sarri.
Sarri mengaku bahwa Ia marah besar dan baru mengerti keadaan sebenarnya 3 sampai 4 menit setelah insiden berlangsung. “Kepa melakukan hal yang benar dengan cara yang salah,” ujar Sarri membela kiper termahal dunia berusia 24 tahun tersebut. “Kepa benar akan responnya yang terus berjuang dan percaya diri untuk terus bermain hingga babak adu penalti namun Ia menunjukkan gestur bahasa tubuh yang salah,” tambah Sarri.
Kepa sendiri langsung melakukan klarifikasi bersama dengan kepala pelatih Chelsea setelahnya. “Tidak ada satu momenpun dimana saya berusaha untuk tidak menuruti perintah pelatih. Ini adalah sebuah kesalahpahaman besar jika dilihat dari sudut pandang orang luar dan saya telah berbicara kepada pelatih bahwa ini adalah kesalahpahaman. Saya hanya ingin meluruskan segalanya. Saya katakan kepada pelatih bahwa saya baik-baik saja saat Ia berpikir saya tidak dalam keadaan baik. Situasi pun memang sedang panas-panasnya dan saya tak pernah bermaksud tidak menuruti perintahnya. Saya hanya mau memberitahukan bahwa kondisi saya baik-baik saja untuk melanjutkan pertandingan,” ujar Kepa.
Sarri yang kembali berada di tengah sorotan nampak semakin kehilangan kendali sebagai pelatih meski baru 7 bulan berada di Chelsea. Perseteruannya dengan Kepa seakan menambah bumbu cerita dalam ketidakpastian masa depan Sarri di Chelsea musim mendatang.
Meski masalah ini tidak lagi diperpanjang dan dianggap sebagai sebuah selisih paham, bisa saja masalah ini bukan jadi yang terakhir sebelum Sarri benar-benar terdepak dari kursi panas pelatih Chelsea yang memang diketahui tidak mengenal ampun.
Maaf City, kalian sudah diprediksi juara hingga cerita ini lebih menarik untuk dituliskan seusai pertandingan.