Frank Lampard baru saja memulai debut memalukan Premier League bersama Chelsea, bagaimana tidak, dilaga perdana musim kompetisi berlangsung, The Blues dihajar 4-0 oleh Manchester United. Frank Lampard menyutujui melatih Chelsea menggantikan Mauricio Sarri yang hengkang ke Juventus.
Selain mimim pengalaman melatih, sang legenda hidup The Blues dihadapkan fakta tak bisa membeli pemain baru, karena Chelsea dihukum FIFA atas kasus transfer ilegal pemain belia.
Pantaskah ia dibilang gagal, hanya berdasar satu pertandingan saja? Faktanya persaingan Premier League masih panjang. Hasil negatif tersebut tak lantas memengaruhi peluang Chelsea jadi jawara kompetisi.
Akan tetapi, realita pahit sebagai pelatih klub elite harus ditanggung Frank Lampard. Apalagi Chelsea punya trek buruk soal pemecatan pelatih.
Pelatih top macam Jose Mourinho dan Antonio Conte pernah merasakan suasana bak neraka saat mereka menukangi Chelsea yang dimiliki pengusaha Rusia, Roman Abramovic, yang dikenal kejam ke pelatih.
Ada beberapa statistik yang memberatkan dari perjalanan Lampard ke Old Trafford, di mana Chelsea menderita kekalahan terbesar mereka oleh United sejak 1965.
Itu adalah debut manajerial Premier League terburuk sejak Sunderland yang ditangani Gustavo Poyet dikalahkan 4-0 di Swansea pada Oktober 2013.
Itu adalah kekalahan terbesar yang dialami seorang manajer Chelsea saat menjalani pertandingan pertamanya sejak tim Danny Blanchflower dikalahkan 7-2 oleh Middlesbrough pada Desember 1978.
Itu adalah kekalahan paling telak yang dialami lawan Manchester United sejak mereka menghantam West Ham 7-1 pada April 2000.
Chelsea memenangi penguasaan permainan saat kalah melawan Manchester United. Mereka memiliki lebih banyak tendangan sudut. Mereka memiliki lebih banyak tembakan ke arah gawang. Dan mereka memiliki lebih banyak tembakan tepat sasaran.
Mereka melakukan ini dengan memaksimalkan dua pemain lokal minim pengalaman, Mason Mount dan Tammy Abraham di sektor depan.
Lampard terkejut dalam konferensi pers pasca-pertandingan untuk diberi tahu mantan bos Chelsea, Jose Mourinho mengkritik kinerja Mount saat menjadi pundit di Sky Sports.
“Dia tidak suka penampilan Mason Mount? Dia bilang Mason Mount? Saya tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain” kata Lampard, yang dikenal sebagai salah satu pemain kesayangan Jose Mourinho.
Realitanya, Mount maupun Abraham tak bisa dibilang bermain bagus saat menjajal Setan Merah.
Mereka sering salah posisi, saat mendapat umpan emas yang semestinya bisa menjadi gol, mereka sering ada di zona berbeda. Keputusan mengeksekusi peluang juga sering salah mengambil keputusan.
Kenyataan mereka berdua pemain yang dimiliki Lampard, membuang mereka artinya bunuh diri. Chelsea tidak bisa belanja pemain. Sang mentor hanya bisa memaksimalkan pemain yang ada.
“Saya percaya kami memiliki pemain muda yang benar-benar berbakat tetapi, mari kita perjelas, dengan cedera yang kami miliki dan fakta bahwa kami tidak bisa membeli pemain, ini adalah sebuah pekerjaan rumah yang coba untuk dibenahi. Kami harus belajar pelajaran keras dan memperbaikinya dengan cepat, “kata Frank Lampard.
Usai menghadapi Liverpool di final Piala Super Eropa medio pekan ini, Chelsea akan menjamu Leicester City di Stamford Bridge. Selanjutnya mereka akan bersua Liverpool dan perjalanan ke Wolves. Rentetan laga yang tidak mudah.
Frank Lampard tidak punya waktu banyak untuk memperbaiki kondisi timnya usai kalah dari Manchester United.
Lampard tidak menunjukkan gesture wajah pusing, tetapi tidak ada yang bisa meraba alam pikirannya. Ada kemungkinan hidup akan bertambah buruk sebulan ini.
Frank Lampard akan berterima kasih kepada pendukung klub yang bepergian mendampingi Chelsea, dan masih masih menyanyikan namanya, bahkan setelah Daniel James mencetak gol keempat United.
“Kekalahan di Old Trafford adalah pelajaran bagi tim muda saya. Itu menyakitkan tetapi kami tidak boleh membiarkan itu menghabiskan kami atau mempengaruhi kami maju. Saya telah kehilangan beberapa gol di sini, sepasang kali. Kami akan bangkit kembali. “