Arsenal memang meraih 1 poin namun saya pastikan banyak Gooners di seluruh dunia yang tak puas akan hasil tersebut. Meski berhasil mengejar selisih 2 gol Arsenal nyatanya hanya mempersulit diri mereka sendiri dengan serangkaian kesalahan elementer layaknya sebuah tim amatir.
Granit Xhaka menjadi kambing hitam karena kalah duel udara dengan Kane di proses terjadinya gol pertama Spurs. Belum juga bertobat kali ini Xhaka meluncurkan sliding tackle yang nampak seperti tackle pemain dari Liga 1 Indonesia ke arah Son. Guendouzi sebagai sang junior malah tampil begitu luar biasa dengan assist cantiknya yang menjadi awal dari proses penyamaan kedudukan di babak ke-2.
Mkhitaryan yang diberitakan akan segera hengkang juga seharusnya sudah tak lagi dipakai Emery melihat performanya yang sungguh menyedihkan semenjak akhir musim lalu. Seharusnya Reiss Nelson, Joe Willock, ataupun Mesut Ozil bisa jadi pilihan yang lebih baik kala Laca harus ditarik keluar karena kram pada kakinya.
Emery dan Arsenal nampak belum puas bermain – main setelah semusim lebih berpetualang bersama. Memainkan Xhaka-Torreira-Guendouzi dengan trio Laca-Auba-Pepe bukanlah hal yang patut kita lihat lagi di kemudian hari. 3 gelandang yang bermain nyaris sejajar dan tak memiliki kemampuan ofensif mumpuni mempersulit trio lini depan untuk mendapatkan supply bola dari lini kedua. Mau tidak mau Pepe ataupun Auba harus turun lebih dalam untuk menjemput bola dengan meninggalkan Laca yang cukup terisolasi di lini depan. Bahkan Laca sendiri terkadang harus mundur untuk menjemput bola hingga lini paling belakang karena frustasi akan jarangnya supply bola di pertengahan babak kedua.
Jika ingin meniru permainan Liverpool dengan trio FirManSah nya, Emery harus tau ada perbedaan cara bermain yang mengakibatkan cara tersebut tak cocok diaplikasikan di Arsenal. Perbedaan itu terletak pada cara bermain Lacazette dan Firmino. Firmino memang jago bermain sebagai striker bayangan yang rajin turun ke bawah dan melakukan game make untuk membuka celah di sisi samping lapangan. Firmino bukanlah pencetak gol sejati seperti Laca yang memang lebih efektif kala bermain di sekitar kotak penalti. Emery harus paham bahwa pemain nomor 10 seperti Ozil, Willock, atau Ceballos murni diperlukan jika ingin bermain dengan formasi trio lini depan Laca-Auba-Pepe. Sungguh sayang melihat kapasitas Auba dan Pepe terbuang percuma karena harus ikut turun dan membantu proses membangun serangan dari lini belakang ataupun lini tengah terus menerus.
Emery harus melakukan pembuktiaanya di musim ini. Jika masih gagal setelah diberikan banyak investasi di musim panas kemarin, bisa saja masa bakti Emery akan berakhir lebih cepat. Yang terpenting, secepatnya Ia harus memberikan pelajaran bagi pemain seperti Xhaka. International break minggu ini harus dimanfaatkan Emery untuk menilai ulang performa anak – anak asuhnya selama 4 pekan awal. Perubahan harus terjadi juga di atas lapangan jika ingin ada hasil nyata yang terjadi.
Yang kita tahu kini, Emery malah seenaknya memberikan ban kapten pada pemain yang paling sering membahayakan rekan setimnya sendiri. Bertobatlah Emery. Bertobat.