Perjalanan musim baru Manchester United di kompetisi Premier League tampaknya belum menunjukan peforma positif, bahkan mereka belum merasakan masuk jajaran top 4 klasemen sementara Liga Inggris. Pada pekan pertama, The Red Devils mampu mengalahkan Chelsea dengan skor 4-0 di Old Trafford. Setelah itu, Manchester United kerap kehilangan poin-poin penting di Premier League.
Setan Merah ditahan imbang Wolves (1-1) pada pekan kedua, setelah itu dikalahkan Crystal Palace (1-2) di kandang, dan pada pekan keempat ditahan imbang Southampton (2-2) di Stadion St. Mary.
Manchester United kurang agresif pada bursa transfer musim panas ini. Solskjaer hanya mendatangkan tiga pemain pada jendela transfer musim panas ini. Dan tak satupun di atara pemain yang didatangkan sosok gelandang.
Padahal area ini membutuhkan perhatian lebih dari yang lain. Lini tengah United amat lemah. Mereka tak punya banyak gelandang berkualitas.
Praktis hanya Paul Pogba dan Fred yang secara individu gelandang dengan karakter kuat dengan didukung skill individu menawan. Nama terakhir disebut bahkan hingga kini belum juga menemukan bentuk permainan terbaik.
Manchester United sangat membutuhkan Declan Rice, yang sekarang penampilannya amat mapan di klub dan juga Timnas Inggris.
Ia tipikal pemain yang bagus dalam duel-duel udara, kuat dalam penguasaan bola (Walau mungkin ia bukan pemain stylist layaknya Frenkie de Jong yang punya skill individu menawan, yapi Rice pemain yang ulet), dan juga pemain yang punya tekel-tekel bagus.
Kejadiran Declan Rice akan memudahkan kerja Scott McTominay. Pemain asal Skotlandia itu bisa lebih maju ke depan, untuk mengeksploirasi kelebihannya saat membantu serangan. Usia Rice masih sangat muda, 20 tahun, bisa jadi investasi jangka panjang bagi United.
Hanya saja klubnya, West Ham United sudah pasti tidak akan begitu saja melepas salah satu bintang utamanya. Manchester United bukan lagi klub superior penguasa Liga Inggris, Declan Rice belum tentu mau bergabung. Apalagi ia tahu benar beberapa musim terakhir Setan Merah kerap diganggu aneka masalah internal.
Sean Longstaff sosok gelandang jangkar ideal bagi Manchester United. Ia adalah sosok sentral di Newcastle United musim lalu. Tipikal permainannya mirip Michael Carrick saat masa jaya.
United sedang mencari seseorang untuk melindungi pertahanan dan Longstaff tentu memiliki kemampuan teknis dan mentalitas yang menawan.
Hanya saja The Magpies pasti akan minta banderol mahal buat pemain ini. Tapi jika melihat performa Nemanja Matic yang terus menurun, rasanya pengorbanan Manchester United merogoh kocek dalam-dalam tidak akan sia-sia.
Manchester United butuh pemain No. 10, karena mereka krisis di posisi satu ini. Jesse Lingard yang jadi andalan di posisi gelandang serang tak juga mapan permainannya.
United hanya punya seorang serep, Juan Mata, pemain atraktif dan pelayan ulung namun punya kelemahan dari sisi stamina.
Christian Eriksen pemain idaman buat Manchester United. Di tangan Mauricio Pochettino permainanya jauh berkembang dibanding saat ia membela Ajax Amsterdam.
Sang pemain merupakan kreator sisi ofensif Tottenham Hotspur. Ia jagoan dalam urusan umpan dan set-piece.
Kedatangan Eriksen ke samping akan secara otomatis membuat United meningkatkan penciptaan peluang. Mereka tak lagi mengandalkan seorang, Paul Pogba.
Sayangnya Eriksen adalah salah satu dari tiga No. 10 yang menolak United musim panas ini. Walau memang kemungkinan untuk mendatangkan sang pemain ke Old Trafford pada tengah musim nanti masih terbuka lebar.
Sampai saat ini pemain asal Denmark itu belum juga meneken perpanjangan kontrak. Spurs tak ingin kehilangan aset berharganya dengan bebas transfer.
David Brooks gelandang serang belia asal Wales yang tengah memesona di Bournemouth. Pemain berusia 22 tahun tersebut di bawah asuhan Eddie Howe menjelma jadi gelandang serang yang trengginas.
Ia tipilak penggiring bola tanpa cela dengan keseimbangan dan kecepatan tinggi. Brooks sangat kuat dalam duel satu lawan satu dan juga jago menyodorkan umpan-umpan terukur buat para penyerang.
Ia bisa juga bermain sebagai winger. Solskjaer butuh sang pemain untuk menambah daya kreatif tim asuhannya.
David Brooks adalah pemain yang penuh dengan potensi dan hanya membutuhkan panggung yang tepat untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dan bermain di Manchester United bersama Marcus Rashford, Anthony Martial dan rekan senegaranya Daniel James bisa menjadi panggung itu.