Leicester kembali jadi pembicaraan setelah juga sempat diprediksi mampu menjadi pengganggu utama klub – klub 6 besar Liga Primer Inggris musim ini. Prediksi tersebut pun terbukti tepat. Kini Leicester berhasil duduk di peringkat kedua sementara Liga Primer Inggris hingga pekan ke-12.
Tidak mungkin membicarakan Leicester City tanpa membandingkan performa mereka pada musim ajaib 2015/2016. Di musim tersebut, Leicester berhasil menjadi juara dengan penampilan yang mengguncang seluruh pecinta sepakbola di seluruh dunia. Tim berisikan pemain – pemain buangan tersebut berhasil mengalahkan tim – tim bertabur bintang di kompetisi yang kata orang paling kompetitif di seluruh dunia.
Sayangnya, sesuai hukum alam, para pemain terbaik Leicester mulai dibeli oleh tim – tim besar lainnya. Pemain kunci seperti N’golo Kante dan Riyad Mahrez hijrah ke Chelsea serta Manchester City. Beberapa pemain lain kehilangan pesona dan magis mereka setelah musim ajaib tersebut. Dan praktis, hanya ada dua nama yang terus konsisten setelah musim ajaib 4 tahun lalu tersebut. 2 pemain tersebut adalah Kasper Schemeichel dan Jamie Vardy.
Nama Jamie Vardy identik dengan tagar #Vardysparty 4 musim lalu. Saat itu, semua pengguna sosial media yang mengikuti sepak terjang Leicester akan menggunakan tagar tersebut tiap kali Vardy terlibat dalam proses mencetak gol di tiap pertandingannya. Vardy memang menjadi sensasi hidup berkat sepak terjang masa lalunya hingga kini diakui sebagai salah satu penyerang terbaik milik negeri Ratu Elizabeth tersebut. Setelah terus mencetak lebih dari 10 gol selama 4 musim (24 gol, 13 gol, 18 gol, dan 20 gol dari musim 2015/2016 hingga 2018/2019) musim ini Vardy kembali berpesta setelah memuncaki daftar pencetak gol terbanyak sementara dengan 12 gol dari 12 pertandingan. Di usianya yang sudah menginjak angka 32 tahun Vardy kembali berkesempatan untuk mengadakan pesta besar di Liga Primer Inggris.
Bersama dengan Brenda Rodgers, Vardy dibekali amunisi yang di atas kertas punya potensi lebih baik dibanding personil di tim ajaib musim 2015/2016. Pemain seperti Maddison, Tielemans, Barnes, Perez, N’didi, Ricardo, Chilwell, hinga Söyüncü tentu merupakan sosok yang di kemudian hari akan diincar oleh tim – tim besar Eropa. Melihat perkembangan dan sensasi mereka musim ini, nampaknya hari tersebut tak lagi jauh dari pandangan.
Mungkin akan sulit mengejar Liverpool yang punya semua atribut untuk keluar sebagai juara Liga Primer musim ini, tetapi dengan strategi yang tepat, tenaga muda para pemain potensial, serta pengalama dari Schemeichel dan pastinya efektifitas Vardy di depan gawang, bisa saja pesta yang diketuai oleh Vardy akan sering digelar di sisa musim 2019/2020 kali ini.
Liverpool, jangan sampai terpeleset dan memunculkan sensasi baru ya. Tapi, andai hal itu terjadi, saya sih senang – senang saja.