Manchester United, Arsenal, Wolves, Celtic dan Rangers termasuk klub yang melaju ke 32 besar Liga Europa dari ketatnya persaingan di fase grup, Manchester United disebut menjadi klub yang paling diunggulkan untuk menjadi kampiun kompetisi sepak bola Eropa kasta kedua itu.
Namun, jalan Setan Merah menuju gelar juara Liga Europa dianggap tidak mudah. Apalagi, sejumlah nama-nama besar seperti Inter Milan, Sevilla, atau Ajax turut ikut meramaikan Liga Erupoa setelah gagal bersinar di Liga Champions.
Tim yang menjadi unggulan pada Liga Europa pun berubah. Meski masuk kategori seeded, Manchester United masih berpotensi bertemu rival berat.
Kondisi tersebut menjadi ganjalan tersendiri bagi klub yang bermarkas di Old Trafford itu. Namun Bola.com menemukan fakta baru.
Selain kehadiran sejumlah klub eliter Eropa lainnya ke Liga Europa, jalan Setan Merah untuk menjadi kampiun Liga Europa juga terganjal beberapa hal lain.
Manchester United merengkuh hasil apik dalam tiga pertandingan terakhir yang telah dilalui. Di Premier League, skuat racikan Ole Gunnar Solskjaer itu berhasil mencundangi klub-klub besar, yakni Tottenham Hotspur dan Manchester City.
Sementara di Liga Europa, Manchester United hanya kalah dari Astana pada matchday kelima Liga Europa 2019-2020, di Astana Arena, Kazakhstan, (28/11/2019). Namun, prestasi Setan Merah di Premier League masih bisa dibilang rata-rata.
Dari 16 pertandingan yang telah dilalui, Setan merah hanya berhasil meraih enam kemenangan, enam hasil imbang, dan empat kekalahan. Hal itu berarti, Manchester United belum bisa tampil konsisten dalam setiap pertandingan. Kondisi ini bisa menjadi ganjalan besar untuk bisa kampiun Liga Europa.
Fokus manajer dan pemain Manchester United juga sedang diuji. Di Premier League, Ole Gunnar Solskjaer sedang dalam misi pribadinya.
Pelatih asal Norwegia itu ingin membuktikan dirinya masih layak menukangi Manchester United. Solskjaer ingin menepis rumor tentang pemecatan yang meyeruak belakangan ini.
Selain di Premier League, Solskjaer juga mengemban tugas berat di Liga Europa. Sebagai satu di antara klub yang cukup diunggulkan, Solskjaer tentu tak mau membuat pencinta Setan Merah di seluruh dunia kecewa.
Kondisi ini membuat fokus Solskjaer dan manajemen Manchester United bercabang. Jika tak pandai-pandai mengatur, Manchester United justru bisa gagal merengkuh hasil maksimal di dua kompetisi tersebut.