Andy Murray, telah bercerita sedikit masa kecil sedih yang pernah dia alami. Dalam ingatan mantan petenis nomor 1 dunia tersebut, ia masih terbayang mengenai peristiwa pembunuhan di Dunblame yang dilakukan seorang pria bernama Thomas Hamilton. Dan yang paling ia ingat adalah bagaimana ia dan ibunya bisa memberi tumpangan mobil kepada pria tersebut.
“Saya mengalami hal yang menydihkan dan terjadi di Dunblane. Saat itulah ketika saya berusia sekitar sembilan tahun.” kata Murray.
“Saya yakin untuk semua anak di sana akan sulit karena alasan yang berbeda, tetapi kami tahu orang itu, kami pergi ke klub anak-anaknya, ia telah berada di mobil kami dan kami memberikan tumpangan dan mengantarnya ke stasiun kereta dan hal-hal.” tambah Murray.
Orang tua Murray bercerai ketika ia berusia 10 tahun, ia dan saudara kandung laki-lakinya sempat tinggal bersama ayahnya ketika dibimbing ibunya untuk menjadi atlet tenis. Namun, setahun kemudian saudara kandung laki-lakinya pindah rumah.
“Dan dalam waktu 12 bulan setelah itu, orang tua kami bercerai. Saya rasa itu adalah masa yang sulit bagi jiwa anak-anak, untuk melihat kejadian tersebut dan tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi.” kata Murray.
“Kemudian, enam hingga 12 bulan setelah itu, saudara lelaki saya pindah dari rumah. Ia pergi berlatih bermain tenis. Kami dulu melakukan semuanya bersama-sama, jadi ketika ia pindah itu juga cukup sulit bagi saya.
“Ketika saya bertanding, saya akan mendapatkan masalah pernapasan yang sangat buruk. Perasaan saya terhadap tenis adalah bahwa itu merupakan jalan keluar bagi saya dalam beberapa hal. Karena semua hal ini adalah hal-hal yang telah saya lalui.” tambah Murray.
Murray telah memenangkan European Open di Antwerp pada bulan Oktober lalu, kurang dari sembilan bulan setelah menjalani operasi. Sebelumnya, ia harus mengaku kegunggulan Fabio Fognini di babak kedua Shanghai Open.
Sebeluan kemudia, Murray mewakili Inggris untuk pertama kalinya sejak 2016 setelah dinobatkan dalam skuad untuk final Davis Cup. Namun, ia hanya bisa memainkan satu babak saat membawa Inggris ke semifinal.