Dalam interview bersama RevivalTV di acara Planet Esports, Muhammad Rizky alias InYourDream mengaku pernah mendapat dua kali tawaran dari OG. OG adalah tim DOTA 2 terbaik saat ini dengan prestasi mereka memenangkan dua kali The International plus empat piala Major.
Sayangnya, InYourDream memilih untuk tidak menerima pinangan tersebut. Kali waktu IYD diajak bergabung saat masih berjersey Tigers. IYD menolak dengan alasan terlalu mepet dengan jadwal The International dan segan untuk meninggalkan timnya.
Beberapa bulan kemudian, Notail melempar kembali tawaran kepada IYD berhubung OG minus Ana yang memutuskan rehat di medio 2019. IYD sendiri mengaku menyesal telah menolak ajakan tersebut, tapi nyatanya, ada hal positif yang bisa IYD petik. Apa itu?
Memantaskan Diri dan Mental Bermain
IYD sudah tak diragukan lagi sudah jadi pemain top di Asia Tenggara. Berkali-kali memuncaki daftar leaderboard MMR bahkan sempat jadi yang tertinggi di dunia. Namun, penampilan berbeda ia tunjukan saat main kompetitif.
Ya, IYD pernah main di turnamen Pro Circuit, bahkan juara DreamLeague Season 10, 2018 lalu. Tapi ia tetap mengalami kesulitan mengikuti turnamen regional. Hal itu masih kita lihat sekarang bersama tim T1.
IYD dan koleganya baru kandas di turnamen Cyber.bet Cup: Spring Series, ESL One Birmingham 2020 SEA Qualifier dan BTS Pro Series: Southeast Asia. Apa artinya? Masih ada komposisi juara yang hilang dari sosok IYD. Ia harus menunjukan kehadirannya bisa mengubah tim tier 2 menjadi dominator di wilayah Asia Tenggara.
Bukan soal IYD kalah skill dengan MidOne atau Abed, midlaner asal SEA yang sudah terbukti duluan bisa bicara di kancah dunia, tapi IYD belum layak bermain di OG. Andaikan ia memutuskan menerima pinangan Notail tahun lalu, kiprahnya bakal dipertanyakan.
Kemampuan IYD secara mekanik sudak tak perlu diragukan. Menjadi midlaner ataupun carry bisa ia lakoni sama baiknya. Bahkan, gaya main flashy IYD bisa menguasai pubs match di Amerika Utara dengan memakai hero support.
Sayang, keunikannya kerap hilang di momen-momen penting. IYD pernah menyadari hal ini dengan memposting meme sesosok macan yang garang di ranked match atau scrim, namun berubah jadi macan imut kala turnamen. Sayangnya, postingan tersebut tak bisa lagi ditemukan sebagai riwayat.
IYD punya misi besar menstabilkan permainannya. Membawa reputasi rank ke ranah kompetisi. Menggeser rival-rival midlane SEA dan kemudian menjadikan tim yang dibelanya jadi segitiga penguasa SEA, entah itu menggeser TNC, Fnatic atau memupus asa BOOM Esports tiap kesempatan.
Tentu, Notail punya alasan sendiri menggoda IYD bergabung kala itu. Kemiripannya dengan cara Ana bermain bisa jadi alasannya. Kisahnya sebagai pubstar juga bisa saja dipoles sedemikian rupa dibawah asuhan Ceb dan Notail.
Tapi lebih baik IYD mengatasi kekurangannya lebih dulu kemudian membuktikan diri kalau ia layak main di level lebih tinggi secara reguler ketimbang memanfaatkan aji mumpung.
Di benak komunitas DOTA 2 Indonesia sendiri masih percaya, IYD adalah salah satu pemain DOTA 2 terbaik kalau bukan pemain terhebat yang dimiliki bangsa. Masa depannya masih membentang luas di masa depan, hanya saja ia harus menamatkan ujian SEA lebih dulu sampai benar-benar menjadi master di kampung sendiri.