Video yang memperlihatkan hubungan harmonis antara Ozil dengan Arteta beserta seluruh punggawa Arsenal lainnya dalam suatu sesi latihan menjadi santapan empuk media untuk mengangkat berita tentang status Ozil saat ini.
Sampai detik ini, tidak ada satupun pihak selain tim Ozil dan tim manajemen Arsenal yang tahu persis bagaimana keadaan yang sebenarnya terjadi. Apakah memang Ozil sudah tak lagi menjadi bagian dari rencana Arteta dalam membangun tim kedepannya? Ataukah manajemen Arsenal yang tak lagi betah dengan tindak tanduk Ozil yang vokal di luar lapangan serta dianggap terlalu keras kepala akan pendapatnya membela kaum muslim? Atau bisa jadi, memang Arsenal sudah tak sanggup memenuhi kewajiban membayar gaji Ozil yang dianggap tak sepadan dengan aksinya selama beberapa saat terakhir?
Sungguh sulit mencerna semua hal di atas apalagi tanpa ada keyakinan akan satu berita dengan berita lainnya. Jika memang karena masalah performa, Ozil sebenarnya tampil sangat baik di bawah Arteta setelah masa – masa lockdown berakhir beberapa bulan lalu. Bahkan Ozil terus bermain secara reguler dan menjadi andalan Arteta kala membangun fondasi tim yang sempat carut marut saat itu.
Alasan Ozil dikeluarkan dari pemain yang akan berlaga di ajang Eropa juga menjadi pertanyaan besar. Kedatangan Thomas Partey seharusnya menjadi sebuah berkah bagi Arteta yang mempunya pemain sekaliber Ozil. Dan tanpa mengecilkan salah satu pihak, saya sendiri merasa bahwa Ozil tentu lebih bisa memberikan perbedaan dibandingkan nama seperti Joe Willock yang belum teruji. Willock tentu masih punya waktu di musim ke depan andai memang Ozil tak berfungsi lagi layaknya sebagaimana Ia biasa berkreasi di lapangan. Sungguh sebuah hal yang aneh. Membiarkan pemain bergaji 350 ribu Poundsterling per pekan yang dalam kondisi fit untuk duduk – duduk saja saat pemain lainnya berjuang di atas lapangan? Sungguh sulit dicerna akal sehat.
Kini berita baru naik ke permukaan. Pihak Arsenal dikabarkan ingin segera memutus kontrak Ozil yang akan habis musim panas tahun depan. Ozil yang merasa akan diputus kontraknya pun meminta kompensasi sebesar 13 juta Poundsterling yang sebenarnya sama saja dengan jumlah angka yang harus dibayarkan Arsenal andai Ozil bertahan hingga musim panas tahun depan. Alasan kesulitan mencari klub tentu jadi alasan yang mendasari permintaan Ozil pada pihak klub.
Masalah ini begitu pelik hingga sulit dicari jalan terbaiknya. Melihat ekspektasi saat Ozil mendadak tiba di Arsenal dulu, sedih rasanya harus menelan fakta yang ada saat ini. Kita semua pasti pernah berada pada titik di mana kita yakin bahwa Ozil adalah jawaban yang selama ini Arsenal cari.
Sayang, waktu – waktu indah itu sudah berlalu. Yang ada, kini hanya masalah pelik yang takkan membahagiakan pihak manapun. Karena saya yakin bahwa Ozil bukanlah sosok mata duitan seperti yang diberitakan. Ia hanya menuntuk kontrak yang sudah ditanda tangani bersama dan meminta haknya sebagai pemain. Tak ada yang salah dengan hal itu bukan? Pemain sepakbola juga butuh uang kan teman – teman?