Newcastle United Kembali Terdegradasi - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Newcastle United Kembali Terdegradasi

Setelah sempat merasakan 4 gelar juara Liga Utama Inggris, satu lagi raksasa Inggris, Newcastle United harus rela turun kasta setelah gagal total mengarungi derasnya kejutan di pagelaran Barclays Premier League musim 2015/2016. Menyusul Aston Villa, Norwich City dan Newcastle United resmi terdegradasi ke divisi satu Inggris (Championship) setelah Sunderland dengan heroik menghancurkan Everton 3 gol tanpa balas.

Berbicara lebih spesifik mengenai performa Newcastle, hasil seri 0-0 antara Newcastle kala menghadapi Aston Villa minggu lalu membuat mereka hanya mampu mengumpulkan total 34 poin dari 37 pertandingan yang telah mereka jalani. Di pihak lain, Sunderland malah mampu tampil perkasa dan meraih hasil penuh setelah comeback sensasional melawan Chelsea.

Setelah terakhir kali terdegradasi pada musin 2008/2009 silam, Newcastle United yang notabene merupakan salah satu tim besar di Inggris seakan tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama 7 tahun lalu. Bahkan musim ini Newcastle menghabiskan dana sebanyak kurang lebih 80 juta Poundsterling untuk mendatangkan pemain bermasa depan cerah seperti Georginio Wijnaldum, Aleksandar Mitrovic, dan Siem de Jong. Belum lagi transfer dua talenta berbakat Inggris yang tersia-siakan, Jonjo Shelvey dari Swansea City serta Andros Townsend dari Tottenham hotspurs.

Wijnaldum yang merupakan topskor sementara Newcastle dengan 9 gol sebenarnya sempat bermain luar biasa dengan memborong 4 gol sekaligus pada pertandingan melawan Norwich City di paruh akhir tahun 2015. Performa Mitrovic dan Ayoze Perez pun sempat menjadi bahan perbincangan kala mampu menyelamatkan Newcastle dari posisi terdesak. Namun, inkonsistensi mereka dalam pekan-pekan akhir liga membuat posisi Newcastle semakin terbenam ke papan bawah dan berujung pada pemecatan Steve McClaren.

Kedatangan Rafa Benitez sebagai pelatih pengganti yang baru sempat membawa perubahan positif untuk banyak aspek dalam kinerja performa tim. Rasio gol per game meningkat dari 1 menjadi 1.4 gol per game. Rasio gawang kebobolan pun menurun menjadi 1.6 berbanding 1.9 gol per game dibawah asuhan McClaren. Aspek lain seperti persentase tendangan terarah ke gawang, jarak tempuh lari para pemain, jumlah total operan per game, jumlah tekel berhasil, hingga persentase penguasaan bola juga mengalami peningkatan yang cukup pesat berbanding sebelum Benitez datang ke St. James Park.

Melihat fakta-fakta tersebut,tidak heran jika banyak pengamat menganggap bahwa para pemain Newcastle lebih pantas untuk disalahkan atas kegagalan mereka kali ini. Melihat kinerja Benitez, sebenarnya perubahan ke arah yang positif sudah berjalan, namun sayang, Sam Allardyce mampu membawa Sunderland selamat dari jurang degradasi dengan cara yang teramat luar biasa. Mengikuti jejak Leicester tahun lalu, Sunderland yang menghabiskan 237 hari di zona degradasi mampu tampil luar biasa dan hanya kalah 1 kali dalam 10 pertandingan terakhir mereka.

Satu lagi faktor yang bisa dijadikan alasan, mengutip kata-kata dari mantan pelatih Sunderland Dick Advocaat, “Perekrutan pemain harus disikapi dan dianggap seperti raja.”. Melihat hancurnya performa Sunderland dan Newcastle di sebagian besar musim ini bisa jadi dikarenakan oleh aktifitas transfer mereka yang tidak tepat. Beruntung Allardyce yang masuk menggantikan Advocaat menebus kesalahan tersebut dengan pembelian cerdik Jan Kirchhoff, Wahbi Kazri, and Lamine Koné. Belum lagi strateginya mengembalikan Patrick Van Anholt ke tim utama sehingga mampu menambah daya gebrak tim dari lini belakang.

Di lain pihak, Jonjo Shelvey yang sempat bermain apik dalam laga-laga awalnya berseragam Newcastle tidak bermain konsisten dan kerap menghilang kala tim membutuhkannya. Salah satu eks pemain Newcastle, Warren Barton bahkan berujar bahwa hanya Townsend pemain yang pantas mendapatkan kredit dalam upaya membantu Newcastle keluar dari jurang degradasi.

Melihat Newcastle terdegradasi, para pendukungnya kini hanya mampu berharap bahwa Rafael Benitez akan tetap bertahan dan mampu memberikan perubahan berarti untuk kembali promosi ke Premier League di musim berikutnya. Mempertahankan Benitez yang kerap dicap pelatih arogan dan berpindah tim nampak menjadi tugas awal direksi klub yang harus segera diselesaikan. Melihat jejak rekam Benitez yang diawal musim menangani tim sekelas Real Madrid, nampaknya misi mempertahankan Benitez akan berjalan cukup sulit.

Dan saat melihat rival bebuyutan mereka tertunduk malu, ini adalah saat yang tepat bagi Jermaine Defoe Cs. untuk berpesta merayakan keberhasilan mereka berdiri diatas jejak Newcastle United.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.