Shkodran Mustafi. Nama yang semenjak 2016 silam bagai jadi duri dalam daging tiap kali dibicarakan oleh para pendukung Arsenal. Sempat tak terkalahkan dalam 22 laga pertamanya bersama Arsenal, Mustafi tak lagi bangkit setelah disikat habis oleh Eden Hazard dalam laga Liga Primer menghadapi Chelsea. Semenjak laga tersebut, Mustafi berubah menjadi bek yang lebih hobi memberikan poin pada tim lawan.
Meski tak selalu tampil buruk, Mustafi terlalu inkonsisten untuk tim sebesar Arsenal. Gerak tubuh serta responnya menyikapi kesalahan di atas lapangan seringkali membuat kepala para gooners mendidih. Dan setelah 5 musim, akhirnya Mustafi berhasil dijual ke Schalke 04 secara gratis. Arsenal akhirnya harus terpisah dengan salah satu pemain belakang terlucu mereka.
150 penampilan bersama Arsenal, Mustafi pernah beberapa kali jadi pahlawan. Sebut saja gol sundulannya yang membawa pulang 3 poin saat Arsenal beradu dalam laga North London Derby. Sayang, tak banyak yang mengingat hal manis tersebut. Terlalu banyak aksi-aksi jenaka berujung caci maki yang lebih mudah dikenang banyak orang.
Selain Mustafi, Arsenal juga menjual Ozil, Sokratis, juga Kolasinac pada bursa transfer musim dingin ini. Arsenal akhirnya cuci gudang dan hanya menempatkan prajurit terbaik saja demi kelangsungan masa depan klub yang lebih baik. Maitland-Niles serta Willock yang butuh banyak jam terbang pun hanya dipinjamkan ke West Brom serta Newcastle guna siap menjadi daya tempur yang lebih baik di musim depan.
Arsenal memang harusnya melakukan hal ini dari lama. Borok yang menempel terlalu lama seringkali menjadi penyakit yang sulit dicari solusinya. Semoga saja, borok dari pemain seperti Mustafi lekas terlupakan dan tergantikan dengan hal-hal baik yang menanti di hari esok.