Sebagaimana yang kita ketahui, sepakbola adalah permainan tim dengan 11 orang bermain bersama dalam sebuah tim yang dibagi dalam 4 pembagian posisi yaitu penjaga gawang, pemain belakang/ bertahan, pemain tengah/ gelandang, dan juga pemain depan/ penyerang.
Seringkali kredit untuk kemenangan sebuah tim menjadi milik pemain yang mencetak gol kemenangan atau jatuh kepada pemain yang tampil paling menghibur dan berpengaruh dalam jalannya pertandingan. Oleh sebab itu seorang penjaga gawang seringkali terlupakan dan mendapatkan lebih sedikit apresiasi dibandingkan pemain lainnya.
Bahkan ada pepatah lama yang berkata demikian. Seorang penyerang akan menjadi pahlawan kemenangan dan dielukan oleh para pendukung walaupun Ia hanya mencetak 1 gol penentu kemenangan setelah melewatkan 5-10 kesempatan emas di depan gawang. Andaikan tim tersebut meraih kemenangan melalui gol tunggalnya maka sang penyerang akan jadi pahlawan dan terus dikenang akan keberhasilannya mencetak gol krusial. Berbanding terbalik dengan nasib seorang penjaga gawang. Bayangkan jalannya pertandingan dengan skor alot 0-0. Walaupun sang penjaga gawang melakukan 5-10 penyelamatan gemilang, 1 kesalahan fatal yang Ia lakukan pada menit pertandingan akan menghadirkan mimpi buruk tak berkesudahan. Kekalahan yang terjadi akibat kesalahan sang penjaga gawang akan menjadikannya seorang pesakitan dan caci maki para suporter jelas akan menjadi santapan harian bagi sang penjaga gawang. Sungguh tragis.
Berbicara tentang sosok penjaga gawang. Ada satu sosok yang kini terus mendapatkan sorotan tajam dari berbagai pengamat dan pecinta sepakbola. Sosok ini saya pribadi yakini akan mampu mengubah kebiasaan publik dalam menilai dan mengapresiasi kinerja seorang penjaga gawang. Dan pemain yang dimaksud adalah sosok seorang David De Gea, penjaga gawang berkebangsaan Spanyol milik Manchester United.
Setelah meraih penghargaan sebagai pemain terbaik Manchester United selama 3 tahun beruntun, De Gea berhasil menyumbangkan trofi piala FA yang pertama dalam 12 tahun bagi United. Penyelamatan gemilangnya terhadap sepakan Bolasie dan Gayle pada pertandingan final melawan Crystal Palace mampu menyelamatkan United dari kegagalan total pada musim ini. Bahkan jika bukan karena gol bunuh diri dari Smalling di menit akhir pertandingan melawan Bournemouth, De Gea akan memperoleh penghargaan sarung tangan emas bersama Petr Cech dengan total 16 clean sheet musim ini di ajang Premier League.
Fakta diatas memaparkan bertapa krusialnya sosok pemain berkebangsaan Spanyol yang satu ini bagi United. Manchester United jelas tidak mau kehilangan sosok pemain terbaik mereka yang dalam 2 tahun terakhir ini selalu diisukan akan kembali ke tanah airnya untuk membela Real Madrid. Jelas sekali bahwa United tetap mampu bersaing di setiap ajang yang mereka ikuti berkat sosok De Gea. Jika bukan karena andilnya, mungkin United pasca era Sir Alex Ferguson ini akan mengalami fase transisi yang jauh lebih mengerikan.
Dan disinilah sosok seorang Jose Mourinho akan membawa dampak dalam upaya United mempertahankan De Gea. Bukan hanya mempertahankan, namun mungkin akan menaikkan pamor De Gea sebagai penjaga gawang paling berpengaruh dan menjadi salah satu yang terbaik dalam tahun-tahun ke depan.
Pasca wawancaranya setelah menjuarai piala FA, Louis Van Gaal, pelatih United saat ini, membeberkan ucapan yang mengindikasikan kepergiannya dari Old Trafford. Kabar sukacita bagi fans United yang memang berharap pelatih asal Belanda tersebut segera angkat kaki dari kota Manchester. Sebuah berkah bagi para pecinta United yang berharap Mourinho akan segera berlabuh dan membawa United kembali ke masa kejayaan mereka sebagai Raja Inggris.
Saat banyak media santer mengabarkan bahwa pengumuman resmi terkait pemilihan Mourinho sebagai pelatih baru United tinggal menunggu waktu, masih saja banyak yang beranggapan bahwa Mourinho lambat laun akan membawa masalah dan tidak akan mampu menjadi sosok tepat bagi United seperti suksesornya terdahulu Sir Alex Ferguson. Mourinho yang kerap berganti klub karena masalah yang ditimbulkannya dinilai akan membawa perubahan yang hanya bersifat sementara dan juga dianggap akan mematikan bakat para pemain muda mereka seperti Jesse Lingard dan Marcus Rashford.
Namun, melihat data dan fakta yang terpapar, Mourinho merupakan pilihan yang paling tepat bagi Manchester United saat ini. Fakta berbicara bahwa tahun 2016 menjadi tahun pertama dimana lebih dari 50% pendapatan United berasal dari sisi komersial seperti penjualan merchandise, sponsorhip deals, dan juga iklan-iklan mereka yang bertebaran di seluruh penjuru dunia. Sebagai salah satu klub paling terkenal di muka bumi, ini adalah tahun pertama dimana pendapatan United tidak berasal dari badan usaha klub itu sendiri, namun dengan bantuan sisi komersial dan pengiklanan tim yang tersebar begitu luas menjangkau para pecinta United di seluruh dunia. Bayangkan United yang kelak akan dinahkodai Jose Mourinho salah satu pelatih paling dikenal di dunia persepakbolaan? Pundi – pundi kas United diyakini akan semakin menebal dan berlimpah ruah.
Bahkan dari sisi taktik pun Mourinho akan menjadikan pemain terbaik mereka saat ini, David De Gea, sebagai inti dan tokoh sentral dalam upayanya membangkitkan United. Keahliannya dalam menerapkan strategi bertahan dan counter attack akan membuat De Gea lebih tersorot dan diapresiasi sebagaimana Ia selayaknya selama ini. Sosok penjaga gawang yang pernah dilatih oleh Mourinho seperti Petr Cech, Julio Cesar, dan Diego Lopez hingga kini menjadi sosok pemain tangguh yang akan dikenang sebagai pahlawan kemenangan tim yang diasuh Mourinho.
Dan melalui fakta-fakta diatas, nampaknya kebangkitan Manchester United akan benar terealisasi melalui 2 sosok kunci mereka, David De Gea dan Jose Mourinho.