Romantisme Perancis - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Romantisme Perancis

Antoine Griezmann membungkuk dan memberikan hormat kepada segenap suporter Perancis yang datang ke Stade Velodrome, Marseille usai peluit panjang ditiupkan oleh Nicola Rizzoli.

Perancis berhasil maju ke panggung utama babak final Piala Eropa 2016 di tanah air mereka sendiri dan akan berhadapan dengan Portugal pada 10 Juli mendatang.

Griezmann menjadi aktor utama keberhasilan Perancis mengalahkan Jerman untuk pertama kalinya dalam 58 tahun terakhir pertemuan mereka pada pertandingan resmi. 2 gol yang dicetaknya ke gawang Manuel Neuer juga menjadikan Griezmann top skor sementara Piala Eropa 2016 dengan total 6 gol. Hal tersebut membuatnya menjadi pemain pertama yang berhasil mencetak lebih dari 5 gol dalam 1 kali putaran final Piala Eropa. Terakhir kali hal diatas terjadi, Michel Platini mencetak total 9 gol untuk membawa Perancis kala itu menjadi raja Eropa di kandang sendiri pada tahun 1984.

Kedua gol yang dicetak oleh Griezmann tidak didapatkan melalui proses yang mudah. Meski sempat menguasai alur pertandingan dan menciptakan peluang mencetak gol dalam 10 menit awal babak pertama, Perancis nyatanya memang harus rela bermain lebih rapat menghadapi gempuran permainan anak asuh Joachim Loew. Mesut Ozil dan Toni Kroos menjadi dirijen utama Der Panzer menguasai lini tengah lapangan dan beberapa kali nyaris membawa Jerman unggul terlebih dahulu. Hector dan Kimmich yang membantu lini penyerangan Jerman melalui kedua sisi sayap lapangan juga beberapa kali mengirimkan umpan-umpan silang yang membahayakan gawang Perancis.

Perancis beruntung mereka memiliki Blaise Matuidi dan Paul Pogba yang begitu rajin menutup pergerakan Bastian Schweinsteiger, Emre Can, Toni Kross, dan Mesut Ozil yang selalu berusaha mengirimkan bola kepada Thomas Muller sebagai ujung tombak Jerman. Pergerakan Matuidi dan Pogba dalam menghancurkan dan memotong alur operan pemain Jerman diimbangi pula dengan akselerasi dan kecepatan Griezmann, Payet, dan Sissoko hingga memudahkan Perancis melancarkan skema serangan counter attack.

Hugo Lloris, Laurent Koscielny, Samuel Umtiti, Patrice Evra, dan Bacary Sagna pada akhirnya bisa sedikit bernafas lega pada akhir babak pertama setelah Schweinsteiger melakukan handball dalam area penalti Jerman. Griezmann yang dipercaya sebagai algojo Perancis secara dingin berhasil melesakkan bola ke arah kiri gawang Neuer. Gol tersebut pastinya membuat Griezmann lepas dari bayang-bayang kegagalannya mengeksekusi pinalti pada laga partai final Liga Champion melawan Real Madrid bulan lalu.

Barisan pertahanan Perancis tetap melakukan tugasnya dengan sangat baik di babak yang ke-2. Jerman yang tidak diperkuat oleh ketiga pilar utamanya Mario Gomez, Sami Khedira, dan Matt Hummels seakan bermain tanpa gigi. Muller yang diplot sebagai ujung tombak gagal menjadi pengganti yang sepadan bagi Gomez selaku pemantul operan ataupun target man tim Jerman. Emre Can juga tampak grogi dan tidak terlalu terlibat kala Jerman membangun serangan di sepertiga akhir lapangan.

Keadaan diperparah dengan cederanya Jerome Boateng di pertengahan babak ke-2. Sang pemain pengganti, Shkrodan Mustafi malah menjadi titik awal terjadinya gol ke-2 Perancis kala berhasil ditipu oleh pergerakan Poga yang mengirimkan umpan silang ke tengan area penalti Jerman. Manuel Neuer yang tahu bahwa Olivier Giroud tengah berada di posisi yang berbahaya lantas keluar dari depan mulut gawang dan melakukan clearance yang tidak sempurna. Bola hasil tepisan Neuer jatuh ke kaki Griezmann yang berdiri bebas dan langsung menyontek bola ke mulut gawang melalui sela kaki Neuer. Gol kedua pun tercipta bagi Perancis berkat kontribusi tidak langsung dari Giroud yang dianggap Neuer akan sangat berbahaya jika dibiarkan berdiri bebas dalam melakukan serangan-serangan melalui udara.

Jerman yang lantas memasukkan Sane dan Gotze untuk menambah daya gedor harus rela gigit jari kala Lloris dan keempat pemain bertahan Perancis berhasil menghalau serangan bertubi-tubi mereka. Kekurangan Jerman pada pertandingan tersebut adalah mereka terlalu sering bermain melebar dan mengirimkan umpan lambung hingga sedikit sekali aliran bola terjadi di depan daerah penalti Perancis. Penyelamatan luar biasa Lloris menghalau sundulan Kimmich pada menit-menit akhir babak kedua seakan memutuskan harapan Jerman untuk menjadi back-to-back world and European cup winner seperti Perancis dan Spanyol di kesempatan terdahulu.

Joachim Loew mengatakan bahwa Jerman adalah tim yang bermain lebih baik dan secara superior menguasai jalannya pertandingan. Ia berkata bahwa yang membedakan hasil akhir hanyalah keberuntungan Perancis dalam mencetak hasil akhir. Loew jelas nampak kecewa setelah beberapa kali kamera menangkap ekspresi frustasinya di tengah pertandingan.

Perancis kini punya satu tugas terakhir untuk mereka lakukan. Kemenangan pada laga final nanti akan menghapuskan segala dosa tim nasional Perancis setelah hancur lebur dan sempat menjadi musuh publik mereka sendiri pada tahun 2010 dan 2012 lalu.

France's Antoine Griezmann celebrates after scoring his side's second goal during the Euro 2016 semifinal soccer match between Germany and France, at the Velodrome stadium in Marseille, France, Thursday, July 7, 2016. (AP Photo/Frank Augstein)

Kisah romantisme Perancis akan segera mencapai puncaknya pada 10 Juli mendatang. Jika memang mereka berhasil keluar sebagai juara, maka jangan heran jika beberapa tahun mendatang akan banyak sekali bayi-bayi yang bernamakan Griezmann tumbuh di tiap pinggir dan tengah kota Perancis.

Pictures sources: sports.yahoo.com

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.