Lepas dari kekalahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Philippe Troussier memasukkan Pratama Arhan ke dalam daftar pemain berbahaya Timnas Indonesia yang berpotensi besar memupuskan impian Vietnam dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Lemparan khas Arhan sukses jadi biang kerok terjadinya gol Egy Maulana Vikri ke gawang Vietnam pada laga melawan Indonesia saat bertandang di SUGBK, Kamis (21/3/2024) lalu.
Vietnam dan Troussier bukan hanya sekali ini saja menjadi “korban” lemparan Arhan. Sebelumnya saat menjalani SEA Games 2023, Arhan dua kali mengawali proses gol Timnas Indonesia U-22.
“Setelah pertandingan saya berbicara ke pemain dan ada satu situasi di mana kesalahan organisasi atau kelemahan individu membuat tim kebobolan. Pada Piala Asia kami menerima lebih banyak lemparan ke dalam, ada 10 kalau tidak salah, tetapi tidak ada masalah dalam pertandingan tersebut,” ujar Troussier dalam sesi konferensi pers.
“Saya selalu belajar dari pengalaman pemain, bagaimana cara menghindari kesalahan. Kalau Pratama Arhan main, kami akan menghindari hal-hal itu [gol] terjadi lagi. Atau seperti di Piala Asia, ketika pemain Vietnam menerima kartu merah. Itu adalah hal-hal yang harus dihindari,” terang Troussier dilansir dari Soha.
Troussier juga menjelaskan sempat berbicara dengan ofisial tim Jepang yang juga dibobol Timnas Indonesia berkat lemparan ke dalam Arhan.
“Tentu kami mempersiapkan situasi seperti ini. Sebelum pertandingan terakhir, saya juga berbicara dengan beberapa anggota tim pelatih Jepang, karena tim ini juga kebobolan karena bola [lemparan ke dalam] itu di Piala Asia,” ucap Troussier.
Waktu itu, Indonesia mampu mencetak satu gol balasan lewat sepakan Sandy Walsh yang sukses memanfaatkan lemparan jarak jauh Pratama Arhan meski akhirnya menelan kekalahan 1-3.
“Pertanyaan menarik, sulit untuk direspons, karena ketika pemain ini [Arhan] memegang bola, semua orang [Indonesia] senang. Saya tanya kenapa? Mereka bilang ‘Karena kami mencetak lebih dari 30 gol dari situasi itu’.”
“Lalu saya tanya tim pelatih Jepang, dan tanya ke banyak tim: ‘Kenapa kalian tidak bisa mengantisipasinya?’. Mereka bilang, ‘Kami sudah berusaha, tapi kami tidak bisa melakukannya, sulit untuk mengantisipasinya'” ungkap Troussier.
Pelatih asal Prancis itu tak terkejut dengan kemampuan lemparan ke dalam jarak jauh yang dimiliki Arhan. Namun, ia menyayangkan kelengahan yang terjadi di lini belakang.
Kontribusi lemparan ke dalam Arhan sudah terbukti membahayakan lawan. Lini belakang Vietnam, Jepang bahkan Argentina dibuat kewalahan menghadapi ancaman bola mati dari pemain yang saat ini memperkuat FC Suwon tersebut.
Sumber foto: superball.id