Paul Labile Pogba resmi menjadi pemain termahal sepanjang sejarah setelah merampungkan transfernya yang berliku daari Juventus menuju Manchester United.
Dengan banderol sebagai pemain termahal sejagat raya, Pogba dihadapkan pada banyak opini masyarakat, baik dari sisi pendukung United sendiri serta dari sisi penikmat sepakbola lainnya. Banyak pihak yang menyayangkan keputusan United untuk merogoh gocek sebesar 105 Juta Euro untuk pemain yang 4 tahun lalu mereka sia-siakan talentanya begitu saja.
Pada tahun 2012 lalu, Pogba memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya bersama United dan hengkang menuju Turin untuk bergabung bersama salah satu raksasa Serie A Italia, Juventus. 4 tahun berselang, Pogba pulang kampung setelah berhasil meraih 9 gelar juara bersama Juventus selama masa baktinya tersebut. 4 gelar scudetto, 2 gelar Coppa Italia, dan 2 buah gelar Supercoppa Italiana berhasil ia raih bersama Juventus. Belum lagi musim lalu ia berhasil menjadi raja assist Serie A Italia. Sayangnya, Pogba harus gagal dua kali dalam dua laga final terbesar sepanjang karirnya. Duo metahuman, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo (mungkin lebih tepat kita sebut Eder) menggagalkan asa Pogba meraih trofi UEFA Champions League dan Euro 2016 sebulan silam.
Sempat bermain bersama para maestro lini tengah seperti Andrea Pirlo dan Arturo Vidal, Pogba diasah menjadi lebih matang dibandingkan dengan pemain muda lain seusianya. Belum lagi posisi Pogba yang langsung nyetel di starting eleven Juventus semenjak kedatangannya tahun 2012 lalu. Kemampuannya sebagai gelandang komplit, baik dalam menyerang maupun bertahan, membuatnya begitu laris diminati oleh raksasa Eropa lain seperti United dan raksasa Spanyol, Real Madrid.
Kelihaian Pogba dalam mencetak gol jarak jauh juga menjadi nilai lebih yang menjadi faktor X dalam kesuksesannya selama ini. Saat diberikan keleluasaan untuk bergerak maju, Pogba tidak segan melepaskan tembakan jarak jauh yang mengingatkan kita pada gelandang pencetak gol semacam Steven Gerrard, Frank Lampard, ataupun Deco.
Dengan segala kejayaan yang diraihnya selama berada di Italia, United yang memang memiliki kekuatan uang melimpah rasanya tidak akan keberatan dengan nilai yang dibanderol untuk anak mereka yang telah lama hilang ini. Jika dianalogikan sebagai seorang anak, Pogba telah menyelasaikan studinya dengan nilai luar biasa diatas rata-rata. Kini Pogba siap untuk kembali pulang dan membuka usahanya sendiri hingga menjadi seorang yang sukses dan membanggakan orang tuanya (analogi dari Manchester United).
Bersama Jose Mourinho, Pogba dipercaya akan menjadi tulang punggung United selama banyak tahun kedepan. Proyeksi jangka panjang yang akan ditawarkan oleh Pogba dinilai akan kembali membawa United ke jalur kejayaan mereka yang kini tengah mati suri.
Dan dilihat dari segala sepak terjangnya selama ini, harga sebesar 105 juta Euro mungkin akan terlihat berlebihan saat ini namun akan berarti banyak jika Pogba memang bisa mengantarkan banyak gelar bagi United nanti. Lihat saja bagaimana tidak ada lagi yang mempertanyakan kualitas Gareth Bale setelah 2 buah trofi UEFA Champions League berhasil ia persembahkan bagi Real Madrid dalam 3 tahun masa baktinya. Padahal saat Bale memecahkan rekor transfer pada tahun 2013 lalu, ia baru mempersembahkan 1 buah trofi Piala Carling bagi Tottenham Hotspur.
Semua boleh beropini, namun faktanya United secara nyata rela merogoh gocek sedemikian mahal demi cerita yang diharapkan tidak jauh berbeda dari kisah Bale bersama El Real.
Hanya waktu yang bisa menjawab. Dan jika tidak ada aral melintang, sepertinya selebrasi #Dab andalan Pogba akan menjadi pemandangan yang sering kita lihat dalam beberapa tahun ke depan ketika menyaksikan pertandingan dari Manchester United.
Yes. He is back. #Pogback
Picture source: www.skysports.com