Pada tanggal 22 November tepatnya tiga puluh tahun lalu, Trevor Berbick terguncang di atas ring Las Vegas Hilton, Nevada, Amerika Serikat. Mata petinju asal Jamaika itu lebam dan tatapannya buyar. Tiga kali ia mencoba untuk berdiri dan tiga kali pula ia gagal.
Wasit mengambil tindakan bijak dan tegas menghentikan pertarungan di ronde kedua. Tak ada protes dari kubu Berbick. Mereka sadar petarungnya yang menyandang status sebagai juara dunia kelas berat WBC, telah kalah dari seorang pemuda 20 tahun.
Sabuk gelar Berbick pun melayang ke tangan sang pemuda. Namanya? Michael Gerard Tyson. Di kemudian hari, ia akan menjelma jadi salah satu petinju legendaris Amerika Serikat.
Kala itu, Tyson menumbangkan Berbick hanya dalam dua ronde, dan menang dengan keputusan TKO. Kemenangan tersebut menyempurnakan rekor bertarung Tyson pada saat itu, yakni 28 kali menang secara beruntun.
Petinju yang dijuluki Si Leher Beton itu kemudian dinobatkan sebagai petinju kelas berat termuda dalam sejarah yang sukses menyabet gelar juara dunia.
Sebelum pertarungan melawan Berbick, nama Tyson sebenarnya sudah terdengar dan menjadi buah bibir dunia tinju. Hanya 10 bulan sebelum pertarungan legendaris itu, Tyson telah mengalahkan selusin petinju lain. Padahal, rata-rata petinju bertanding hanya tiga-empat kali dalam setahun.
Tapi menjadi buah bibir tentu berbeda dengan benar-benar menjadi juara dunia sebenarnya. Mengalahkan Berbick adalah cara Tyson untuk menegaskan bahwa kehebatannya bukan sekadar rumor belaka. Lawan yang jauh lebih besar itu ia bikin terkapar dengan mudah.
“Tiga puluh tahun lalu? Serasa seperti jutaan tahun berlalu, kehidupan saya berubah sejak saat itu. Saya benar-benar menjadi seseorang yang berbeda. Saya bahkan tidak ingat lagi orang yang saya kalahkan tersebut,” kata pria yang kini berusia 50 tahun tersebut tak menyangka, seperti yang dilansir dari Washington Post (22/11/2016).
Setahun setelah menyabet gelar juara dunia tersebut, ia merebut gelar juara dunia kelas berat WBA dan IBF.
Di dunia tinju, Tyson dikenal dengan pukulan yang cepat, berat, dan bertenaga, serta gaya pertahanan yang kokoh. Daya ledak pukulan Tyson begitu menakjubkan.
Tyson tak punya pukulan andalan karena semua pukulannya sangatlah berbahaya dan mematikan. Tangan kanan dan kiri Tyson sama-sama harus diwaspadai oleh lawan.
Untuk diketahui, Tyson memenangi 19 pertarungan awal dalam kariernya dengan cara KO (Knock-Out). Lawan pertamanya dalam pertandingan profesional adalah Hector Mercedes yang ia taklukkan di ronde pertama, 6 Maret 1985.
Selama berkarier di dunia tinju, Tyson mencatatkan total pertarungan sebanyak 58 kali dengan catatan dua pertarungan no contest, enam kali kalah, dan 50 kali menang. Total 44 dari 50 pertarungan itu ia menangkan dengan cara KO.
Sumber foto: uproxx.com