Pep Guardiola pernah menyebutkan bahwa Luis Enrique adalah contoh pelatih yang sempurna untuk Barcelona. Entah pujian ataupun ada maksus lain di belakangnya, torehan yang dicatatkan Pep jelas lebih sensasional dibandingkan Enrique, meski tentunya raihan sukses Enrique di Barcelona tidak bisa kita anggap remeh.
Pelatih berusia 46 tahun tersebut menyabet treble pada musim perdananya 3 tahun lalu, meraih double di musim keduanya, dan musim ini berpeluang meraih gelar Copa del rey serta La Liga setelah berhasil menyalip Real Madrid di puncak klasemen untuk pertama kalinya semenjak minggu ke-9. Peluang mereka juga belum tertutup rapat meski kecil kemungkinan mereka mampu menghancurkan Paris Saint German di ajang Liga Champion dengan selisih 5 gol atau lebih.
Nyatanya, usai Barcelona menghantam Gijon 6-1 Enrique mengumumkan bahwa musim depan ia tidak akan kembali menukangi Barcelona. Sebuah pengumuman yang terbilang mengejutkan namun tidak sepenuhnya membuat banyak orang bereaksi berlebihan seperti bagaimana layaknya kala Pep Guardiola mundur dari posisi serupa 5 tahun silam.
Para reporter pun bertanya mengenai alasan Enrique untuk mundur dari kursi kepelatihan Barcelona. Enrique menangkis alasan yang menyebutkan bahwa beban dan permintaan yang terlalu berat di Barcelona sebagai biang keladi keputusannya. “Tidak, saya adalah orang yang energetik. Selalu penuh dengan tenaga dan semangat. Namun apa yang saya lakukan disini setiap harinya adalah sebuah pemecahan masalah yang. Dan saya merasa saya membutuhkan waktu istirahat setelah 3 tahun bekerja disini”, ujar Enrique.
Enrique tahu benar bahwa 3 tahun bukanlah waktu yang sebentar sebagai pelatih tim sebesar Barcelona. Pep Guardiola sendiri mengucapkan bahwa 4 tahun adalah waktu yang sangat teramat lama kala ia menukangi tim asal Catalan tersebut. Johan Crujff bahkan pernah terkena serangan jantung saat dulu menukangi Barcelona. Victor Valdes sebagai mantan penjaga gawang utama juga mengungkapkan pengalamannya selama berseragam Barcelona. “Saya sempat merasakan emosi saya yang terus terkuras saat berada di Barcelona. Rasanya bagaikan menjaga gawang dengan tinggi lebih besar dari 8 kaki. Satu tahun di Barcelona bagaikan 2 tahun kalian berada di tempat lain”.
Dari 164 pertandingan yang telah dilalui Enrique, jelas terlihat bahwa Barcelona adalah sebuah tim yang memang terus mempertahankan kualitasnya, dan bahkan di beberapa kesempatan nampak begitu mengerikan bagi sang lawan. Hanya saja, saat ia menggangap dirinya sebagai pemecah suatu masalah, bagi beberapa pihak Enrique kerap dianggap sebagai sang pembuat masalah. Hal itu terlihat dari kritik banyak pihak saat Barcelona di bawah asuhannya mengganti gaya bermain mereka menjadi lebih langsung, tidak lagi seperti apa yang diagungkan para pecinta Barcelona di era sebelumnya.
Dirinya dulu juga dikenal begitu tenang dan ceria saat menghadapi konferensi pers di hadapan para wartawan. Namun sayang nampaknya waktu telah mengubah sosok energetik tersebut. Kini ia dikenal sangat sensitif terhadap kritikan dan pertanyaan wartawan saat konferensi pers. Berbanding terbalik dengan dirinya yang dulu terlihat menikmati semua sesi tanya jawab serta lebih pintar dalam mengakali para wartawan.
Enrique yang diketahui sempat mengikuti beberapa ajang iron-man dan triathlon ini jelas merupakan seseorang yang tangguh serta begitu perfeksionis. Dan saat ia berada di kursi pelatih utama Barcelona, kesempurnaan adalah sesuatu yang patut ia dapatkan.
Namun sama seperti para pencari kesempurnaan terdahulu dalam diri Johan Crujff dan Pep Guardiola, kini Luis Enrique telah memutuskan untuk keluar dari hidup yang “wajib” sempurna di Barcelona. Karena orang bijak pernah berkata, bahwa kegagalan akan melekat jauh lebih erat pada diri anda dibandingkan kesuksesan itu sendiri. Sebuah pernyataan yang akan sangat diamini oleh Enrique.
Pelatih yang telah meraih 8 trofi dari 10 ajang yang ia jalani bersama Barcelona itu kini telah memasuki masa akhir kisahnya bersama Barcelona. Meski dicap sebagai legenda oleh presiden klub berkat baktinya pada Barcelona selama masi menjadi pemain dan pelatih Barcelona B nampaknya hanya mulut menganga saja yang menjadi respon dari berita kepergian Enrique di akhir musim, tak lebih dari itu apalagi untuk sekedar meneteskan air mata.
Dan bagi Enrique, 3 tahun yang ia lalui ini sudah dirasa lebih dari cukup untuk membuat dirinya berhenti sejenak. Karena nampaknya ruang waktu Barcelona mampu mengubah sosok paling positif sekalipun ke arah yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.