Seperti yang sudah kita saksikan Borrusia Dortmund bertanding menghadapi AS Monaco dan harus rela kalah dengan skor 2-3, kurang dari 24 jam setelah serangan berupa 3 buah ledakan menghantam bus tempat para pemain dan ofisial Dortmund berada.
Thomas Tuchel selaku pelatih utama Dortmund sungguh marah dan menyesalkan keputusan UEFA untuk mengatur ulang jadwal pertandingan mereka yang hanya berselang kurang dari 24 jam. Tuchel berujar bahwa keputusan UEFA yang memberitahu jadwal pertandingan ulang kepada pihak tim melalui sebuah pesan singkat di perangkat handphone membuat mereka tampil “impoten” di Signal Iduna Park.
“UEFA memberitahu kami melalui sebuah pesan singkat (SMS). Kami jelas membutuhkan waktu untuk kembali tenang namun apa yang mereka tanyakan kepada kami hanyalah perihal pertandingan. Hal ini membuat kami merasa “impoten” namun harus mau tidak mau kembali beraksi secepatnya.”
“Saya sungguh kecewa karena jelas kami tidak tahu motif dibalik penyerangan ini. Kami merasa tidak berdaya. Sesungguhnya kami tidak diberikan kesempatan untuk mencari jalan terbaik bagi pertandingan ulang ini. UEFA memaksa untuk melanjutkan pertandingan sesegera mungkin dan kami tau kami harus bisa melakukannya. Hanya saja, kami tentu ingin tampil kompetitif dalam penampilan terbaik kami. Para pemain tidak memiliki mood yang baik untuk bermain dimana sesungguhnya hal tersebut sangatlah penting untuk laga melawan Monaco. Para pemain mempunyai pilihan untuk tidak bermain namun tidak ada satupun dari mereka yang memilih pilihan tersebut,” ungkap Tuchel.
Menanggapi hal tersebut UEFA pun angkat suara. “Kami tidak menerima satupun keluhan dari kedua belah tim. Kami tidak menerima pesan bahwa mereka tidak siap untuk bertanding.”
Pemain tengah Borrusia Dortmund, Nuri Sahin mengungkapkan isi hatinya seusai pertandingan. “Saya melihat banyak serangan seperti itu terjadi di televisi. Namun untuk mengalaminya secara pribadi merupakan hal yang sungguh mengerikan. Saya sungguh tidak ingin siapapun di dunia ini mengalami hal sedemikian rupa. Sangat sulit untuk membicarakan hal ini. Saya tidak bisa melupakan ekspresi wajah yang saya lihat saat itu.”
“Kami mencintai sepakbola. Kami menderita karena sepakbola. Dan kami berbahagia juga karena sepakbola. Kami menghasilkan banyak uang dan masa depan kami semua bergantung pada sepakbola. Namun ada banyak hal yang jauh lebih berharga daripada hal itu dan kami menyadarinya pada saat serangan itu terjadi.”
Para pendukung Borrusia Dortmund menunjukkan dukungan yang luar biasa pada para pemain dengan koreografi serta seruan lagu You’ll Never Walk Alone yang berkumandang begitu keras.
Kini Dortmund harus bisa mengambil waktu untuk kembali tenang. Karena jika trauma ini terus berlanjut, nampaknya akan sulit bagi mereka mengejar ketertinggalan mereka dan melaju ke babak semifinal Liga Champion musim ini.