Tidak ada satupun yang menyangsikan kepindahan Lukaku kembali ke Chelsea di awal musim. Lukaku yang berhasil mencetak kesuksesan di Italia bersama Inter musim lalu dianggap sebagai kepingan penting untuk menyempurnakan tim Chelsea asuhan Tuchel yang musim lalu berhasil menjuarai ajang Liga Champions.
Di awal kedatangannya, Lukaku yang mengacak-acak pertahanan Arsenal dianggap akan menjadi ujung tombak kesuksesan Chelsea sebagai kandidat juara musim ini. Sayang, selang beberapa bulan, Lukaku malah seret gol dalam 6 pertandingan terakhir. Dalam laga menghadapi Brentford, Lukaku juga terisolasi tanpa bisa membantu tim membangun serangan yang berarti. Lukaku hanya menyentuh bola sebanyak 18 kali sebelum ditarik keluar Tuchel di menit ke-76.
Bagi Lukaku, rentetan hasil minor ini jelas mengecewakan. Bagi seorang pemain yang begitu haus akan gol dan diharapkan bisa menjadi jalan keluar bagi tiap kebuntuan tim, Tuchel tentu perlu mengevaluasi penampilan Lukaku belakangan ini. Apakah Lukaku memang bermain tak sesuai harapan? Ataukah memang ada implementasi sistem baru yang membuat Lukaku tak berfungsi semaksimal biasanya?
Hal-hal di atas perlu dijawab sesegera mungkin. Tak selamanya baris pertahanan Chelsea bisa terus tampil prima. Perlu pemain seperti Lukaku yang bisa mematikan semangat dan permainan lawan selama 90 menit di atas lapangan.
Lukaku datang dengan harapan setelah sebelumnya sempat dicap gagal bersama tim impian masa kecilnya. Semoga saja kepulangannya kali ini bisa sesuai harapan banyak orang terutama harapan Lukaku sendiri. Menjadi striker terbaik bagi Chelsea dan merajai puncak daftar pencetak gol terbanyak di Inggris.
Bagaimana Lukaku?