Salah satu pertandingan klasik antara Jerman melawan Italia akan berlangsung di babak 8 besar putaran final Piala Eropa 2016. Jerman yang berstatus sebagai juara dunia akan ditantang oleh kesebelasan Italia yang dalam beberapa pekan terakhir menjadi primadona para pendukung netral di Piala Eropa.
Italia jelas tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain taktik jitu hasil ramuan Antonio Conte, Jerman juga tidak pernah berhasil mengalahkan Italia dalam 8 pertandingan terakhir mereka di setiap turnamen resmi. Mungkin belum lepas dari ingatan bagaimana Mario Balotelli melakukan selebrasi pamer ototnya saat Italia mengalahkan Jerman 2 gol tanpa balas di semifinal Piala Eropa 2012 lalu.
Namun kali ini Jerman punya andalan baru di lini depan mereka. Selain Mesut Ozil, Mario Gomez, dan Thomas Muller, kini Jerman diberkahi seorang pemuda berbakat 22 tahun bernama Julian Draxler. Memang usianya hanya terpaut 1 tahun dibandingkan golden boy Jerman Mario Gotze, namun performanya belakangan ini seakan membuat publik Jerman tidak ragu melupakan Gotze dan berpaling kepada Draxler.
Draxler berhasil memanfaatkan momentum kejatuhan Gotze belakangan ini. Selain jarang mendapatkan tempat utama di Bayern Muenchen, Gotze juga tampil mengecewakan dalam 3 pertandingan awal Jerman di babak grup. Gotze yang sering membuang peluang emas di depan mulut gawang akhirnya harus rela posisinya digeser oleh Gomez dan Draxler pada pertandingan di babak 16 besar kala menghadapi Slovakia. Draxler yang masih berusia 22 tahun jelas memanfaatkan kesempatan ini sebagai motivasi untuk membantu Jerman meraih gelar juara Eropa.
Dan nyatanya, Draxler yang bermain di posisi sayap begitu mendominasi pola penyerangan Jerman melalui sisi kiri maupun kanan lapangan. Bersama dengan Joshua Kimmich, Draxler menghancurkan barisan pertahanan Slovakia melalui dribel dan umpan tarik terukurnya yang berujung pada kemenangan Jerman. Skor 3-0 menjadi hasil akhir pertandingan dan Draxler pun berhasil dinobatkan sebagai man of the match dengan 1 gol dan 1 assistnya kepada Gomez.
Pemain yang mengawali karier profesionalnya bersama Schalke04 ini memang sudah 2 tahun ini sering diperbincangkan setiap kali transfer window dibuka. Klub-klub besar seperti Arsenal, Manchester United, Chelsea, As Roma, Juventus, hingga Real Madrid pernah menjadi peminat serius jasa Draxler beberapa waktu yang lalu. Namun, pilihannya untuk tetap bermain di Jerman bersama Wolfsburg diyakini sebagai salah satu pilihan terbaik bagi Draxler untuk mendapatkan jam terbang serta membangun mentalitasnya sebagai pesepakbola profesional.
Dengan total 9 gol dan 7 assists musim lalu, Draxler memang patut diwaspadai oleh barisan belakang tim nasional Italia. Joachim Loew jelas akan memaksimalkan peran Draxler untuk memecah kebuntuan kala bertanding melawan Italia nanti. Meski hingga saat ini Buffon masih berhasil menjaga keperawanan gawangnya, masih ada celah yang bisa dimanfaatkan Loew untuk mencetak gol ke gawang Italia.
Bukan tidak mungkin rasanya Draxler keluar sebagai salah satu pemain muda terbaik dalam Piala Eropa tahun ini. Italia yang dihuni oleh mayoritas pemain veteran jelas harus waspada dengan ancaman teror Draxler yang mulai mengumandangkan gaungnya ke seluruh penjuru dunia.