Dalam beberapa musim belakangan ini, Los Angeles Clippers adalah tim yang selalu difavoritkan untuk menjadi juara NBA. Walaupun tidak selalu menjadi unggulan yang pertama, tetapi setidaknya mereka selalu berada di dalam daftar tim-tim unggulan. Hanya saja, Clippers seringkali tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut. Jangankan melaju ke partai puncak NBA The Finals, memenangi babak semifinal wilayah barat-pun mereka tidak mampu melakukannya.
Berikut adalah perjalanan Clippers di babak playoffs dalam 5 tahun terakhir.
- Tahun 2012, kalah di semifinal vs San Antonio Spurs 0-4.
- Tahun 2013, kalah di babak pertama vs Memphis Grizzlies 2-4.
- Tahun 2014, kalah di semifinal vs Oklahoma City Thunder 2-4
- Tahun 2015, kalah di semifinal vs Houston Rockets 3-4
- Tahun 2016, kalah di babak pertama vs Portland Trail Blazers 2-4.
Hal ini memang sangat ironis bagi tim yang bermarkas di Staples Center tersebut. Jika ditilik dari segi kemampuan dan pengalaman, skuad Clippers jelas sangat mampu untuk bersaing di tingkat tertinggi kompetisi NBA. Mereka mempunyai Chris Paul, seorang point guard sejati yang memiliki court vision di atas rata-rata. Ia sudah 9x terpilih untuk bermain di pertandingan NBA All-Stars, 4x memimpin NBA dalam hal assists (2008, 2009, 2014, 2015), 6x memimpin NBA di kategori steals (2008, 2009, 2011-2014), serta mempunyai 2 medali emas olimpiade bola basket.
Clippers juga memiliki J. J. Redick, shooting guard berumur 32 tahun yang memiliki spesialisasi tembakan 3 angka. Pada tahun 2015-2016 yang lalu, Redick bahkan memiliki akurasi tembakan 3 angka yang sangat fantastis, yaitu sebesar 47,5%.
Lalu di posisi power forward ada nama Blake Griffin, pemain berusia 27 tahun yang memiliki tubuh sangat atletis. Walaupun Griffin amat dikenal dengan aksi slam dunk-nya, akan tetapi pemain bernomor punggung 32 ini cukup lihai dalam hal men-dribble bola serta melakukan jump shot. Itulah sebabnya mengapa kombinasi Griffin dengan Chris Paul terkenal sangat mematikan, terutama saat keduanya menjalankan strategi pick and roll.
Clippers juga mempunyai seorang “monster” bernama DeAndre Jordan. Dengan tinggi badan 211 cm dan berbobot 120 kg, Jordan adalah seorang center yang ditakuti oleh lawan-lawannya. Ia memimpin NBA sebagai pemain dengan rebounds terbanyak pada tahun 2014 dan 2015, serta terpilih kedalam All-NBA First Team untuk musim kompetisi 2015-2016.
Di bangku cadangan, Clippers sebenarnya memiliki beberapa pemain pengganti yang cukup solid. Disitu ada peraih 3 piala Sixth Man of The Year, yakni Jamal Crawford. Lalu ada 2 pemain veteran yang mempunyai cincin juara NBA, yaitu Paul Pierce dan Marreese Speights. Juga ada beberapa pemain yang sudah lama berkecimpung di ranah NBA seperti Brandon Bass, Raymond Felton, dan Luc Mbah a Moute.
Ditambah lagi dengan adanya kehadiran pelatih jenius Doc Rivers, seharusnya Clippers dapat dengan mudah mendominasi wilayah barat NBA. Mereka memang bermain baik selama 82 pertandingan di musim reguler, akan tetapi saat memasuki babak playoffs, Clippers seperti kehilangan taringnya.
Memasuki pekan yang keempat di musim ini, Clippers sudah mendapatkan 10 kemenangan dari total 11 pertandingan. Mereka bahkan memenangi 7 pertandingan terakhir secara berturut-turut dan saat ini berada di peringkat pertama klasemen wilayah barat. Hal ini jelas menimbulkan pertanyaan, apakah Clippers sudah siap menghadapi tantangan di depan? Musim 2016-2017 memang masih jauh dari usai, tetapi jika Blake Griffin dan kawan-kawan mampu bermain konsisten seperti yang mereka tunjukan saat ini, bukan tidak mungkin bila Clippers menuai hasil besar di akhir musim nanti.