Tinju dunia kelas berat, selama berabad-abad, identik dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, lanskap tinju dunia telah mengalami pergeseran yang dramatis, dan Arab Saudi telah muncul sebagai pemain utama yang tak terduga.
Dari gurun pasir yang tandus hingga stadion-stadion megah, Arab Saudi tengah mengukuhkan dirinya sebagai kiblat baru tinju dunia kelas berat.
Perubahan ini bukan hanya sekadar angin lalu. Arab Saudi telah menginvestasikan dana yang masif untuk mengembangkan olahraga tinju.
Mereka membangun infrastruktur kelas dunia, mulai dari pusat pelatihan hingga stadion-stadion berteknologi tinggi. Mereka juga menggaet promotor dan petinju top dunia, serta menyelenggarakan event-event tinju internasional yang spektakuler.
Salah satu langkah strategis Arab Saudi adalah mendirikan Diriyah Boxing Promotions, sebuah perusahaan yang dipimpin oleh Pangeran Khalid bin Abdulaziz Al Saud.
Diriyah Boxing Promotions telah sukses mendatangkan petinju-petinju kelas dunia seperti Anthony Joshua, Andy Ruiz Jr., dan Tyson Fury untuk bertanding di Arab Saudi.
Event-event yang mereka selenggarakan, seperti “Clash on the Dunes” dan “Rage on the Red Sea,” telah menarik perhatian global dan menjadi tontonan yang dinanti-nantikan oleh pecinta tinju di seluruh dunia.
Selain mendatangkan petinju top dunia, Arab Saudi juga berinvestasi dalam pengembangan petinju-petinju lokal. Mereka mendirikan akademi tinju dan program pelatihan yang dirancang untuk melahirkan generasi baru petinju kelas berat Arab Saudi.
Upaya ini mulai membuahkan hasil, dengan munculnya petinju-petinju muda berbakat seperti Zuhair Al-Qaissi dan Mohammed Al-Malla.
Metamorfosis Arab Saudi sebagai kiblat tinju dunia kelas berat tidak lepas dari ambisi besar Vision 2030, rencana transformasi ekonomi dan sosial yang digagas oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Vision 2030 bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dan mengurangi ketergantungan terhadap minyak.
Olahraga, khususnya tinju, dilihat sebagai salah satu sektor yang berpotensi besar untuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan citra internasional Arab Saudi.
Namun, kebangkitan Arab Saudi di dunia tinju bukan tanpa kontroversi. Beberapa pihak mengkritik rekam jejak hak asasi manusia di Arab Saudi dan mempertanyakan motivasi di balik investasi besar-besaran mereka dalam olahraga tinju.
Ada kekhawatiran bahwa Arab Saudi menggunakan tinju sebagai alat untuk “sportswashing,” upaya untuk memperbaiki citra internasional mereka melalui olahraga.
Meskipun demikian, tidak dapat disangkal bahwa Arab Saudi telah berhasil mengubah lanskap tinju dunia kelas berat.
Mereka telah menunjukkan bahwa negara-negara di Timur Tengah, dengan dukungan finansial dan strategi yang tepat, dapat menjadi pemain utama dalam olahraga global.
Keberhasilan Arab Saudi juga membuka peluang bagi negara-negara lain di Timur Tengah untuk mengikuti jejak mereka dan mengembangkan olahraga tinju di level internasional.
Masa depan tinju dunia kelas berat di Arab Saudi masih penuh dengan ketidakpastian. Namun, satu hal yang pasti: Arab Saudi telah membuat dunia tercengang dengan metamorfosis mereka yang luar biasa.
Mereka telah membuktikan bahwa gurun pasir kini bisa menjadi tempat di mana mimpi-mimpi tinju dunia tumbuh dan berkembang.