Pierre – Emerick Aubameyang resmi tak lagi menjabat sebagai kapten Arsenal dalam pernyataan resmi klub kemarin. Berkat aksi tidak disiplinnya yang kerap terjadi berulang kali, Arteta menindak keras aksi Auba dan memberlakukan larangan bermain hingga mencopot ban kapten dari lengan Auba. Hal ini jelas memperpanjang trek rekor Arsenal yang kerap kesulitan menemukan sosok pemimpin tepat baik di dalam maupun luar lapangan.
Meski hebat dalam urusan mencetak gol, Aubameyang yang menggantikan posisi Granit Xhaka tahun 2019 silam memang tak pernah dianggap tepat sebagai kapten tim. Apalagi belakangan ini, Auba sendiri kurang bisa diandalkan dalam urusan menjebol gawang lawan dan lebih sering ditopang oleh penampilan impresif para pemain muda Arsenal. Keputusan ini jelas menambah derita Auba yang terus dikritik semenjak menandatangani kontrak baru dengan gaji besar beberapa saat lalu. Pendukung Arsenal merasa bahwa kontrak dan gaji baru juga seringkali membuat pemain-pemain terkait menjadi lebih lembek dan kerap tampil lebih santai.
Parahnya lagi, selain seret gol musim ini, Auba juga kerap membuang peluang emas serta dianggap beban bagi tim. Arteta sendiri belum jelas akan membekukan hak bermain Auba hingga batas waktu tertentu. Yang pasti Auba bisa jadi akan melewatkan banyak pertandingan Arsenal andai nanti Ia berangkat ke Piala Afrika untuk membela Gabon di awal tahun. Bahkan banyak yang berujar bisa saja Auba takkan lagi terlihat berseragam Arsenal setelah ada tawaran menarik dari Barcelona hingga Juventus untuk jasanya menjelang bursa transfer musim dingin nanti.
Auba kian memperpanjang daftar nama kapten Arsenal yang bermasalah. Semenjak ditinggal pergi Patrick Vieira, Arsenal tak pernah lagi punya sosok kapten yang bisa dijadikan panutan. Nama-nama seperti Gallas, Fabregas, Van Persie, Koscielny, Xhaka, hingga Arteta sendiri punya masalah mereka masing-masing yang juga membuat ban kapten tersebut silih berganti lengan dalam jangka waktu yang cukup pendek.
Parahnya, kini saat Auba tak lagi menjabat, Arteta kian kebingungan untuk memilih penggantinya. Meski ada beberapa opsi menarik seperti Tierney, Odegaard, atau Gabriel, mereka jelas masih butuh waktu dan pembuktian lebih di sisa musim ini. Lacazette yang bisa jadi opsi dikabarkan akan segera meninggalkan Arsenal setelah masa kontraknya selesai. Mengembalikan ban kapten kepada Xhaka juga nampaknya takkan berujung baik terutama jika hal tersebut terus dipermasalahkan beberapa basis pendukung Arsenal yang kadung sakit hati dan kurang menyukai Xhaka masih bertahan di Arsenal hingga saat ini.
Tidak adanya sosok pemimpin jelas menjadi sebuah permasalahan yang wajib diselesaikan secepat mungkin untuk klub sebesar Arsenal. Meski tak selalu menjadi pemain terpenting di atas lapangan, sosok yang tepat diharapkan mampu memberikan perbedaan di masa-masa krusial atau sulit tim seperti apa yang selama ini bisa kita saksikan melalui sosok Jordan Henderson di Liverpool ataupun Cesar Azpilicueta di Chelsea. Tak perlu menjadi pilihan utama setiap saat untuk bisa memberikan dampak maksimal adalah bukti nyata jiwa pemimpin seorang pemain yang nampak kian langka di dunia sepakbola profesional jaman sekarang.