Arsene Wenger dan Kisah Cintanya Selama 21 Tahun - Berita Olahraga | Betting Online | Kasino Online

Arsene Wenger dan Kisah Cintanya Selama 21 Tahun

Wenger in! Wenger out!

Itu adalah 2 kata yang dalam 4-5 tahun belakangan ini menjadi perdebatan tiada henti dari barisan pendukung Arsenal. Bagi siapa saja yang lelah dengan pembahasan yang memecah belah tersebut, akhir musim ini, mungkin perdebatan itu akan segera menemui titik akhirnya.

Kekalahan menyakitkan 5-1 di kandang Bayern Muenchen kemarin sepertinya sudah mempersatukan keputusan para pendukung fanatik Arsenal. Bahkan para pendukung fanatik Arsene Wenger pun tahu bahwa mungkin sudah saatnya bagi Wenger untuk pergi. Setelah apa yang Ia berikan kepada Arsenal, Wenger dinilai sudah cukup melakukan tugasnya dan harus bersiap untuk berpisah jalan dengan cinta abadinya di akhir musim.

Arsenal yang dinilai banyak kalangan berpeluang untuk meraih hasil berbeda pada putaran babak 16 besar Liga Champion kemarin sempat memaksa keadaan imbang 1-1 pada babak pertama. Bahkan Granit Xhaka dan Mesut Ozil mempunyai 2 peluang emas untuk menjebol gawang Manuel Neuer. Namun seperti yang sudah diduga banyak pihak, penyakit Arsenal kambuh di babak kedua, terutama setelah sang kapten Laurent Koscielny terpaksa harus keluar lapangan karena cedera. Hasil akhir 5-1 seakan menutup peluang bagi Arsenal untuk melaju ke babak berikutnya, sama seperti cerita-cerita yang sudah terjadi dalam 7 tahun terakhir ini.

Bagi siapapun yang menyaksikan Arsenal bertanding, kita jelas tahu bahwa para pemain nampak kehilangan semangat dan kepercayaan diri mereka. Dan jika kita melihat kualitas yang dimiliki oleh para pemain Arsenal, ada sesuatu yang sangat salah hingga keterpurukan ini selalu terjadi di setiap tahunnya.

Dan memang mungkin harus diakui, faktor yang menjadi pemicu segala kejatuhan ini mungkin memang terletak pada sosok sang pelatih. Sulit untuk diakui, namun sepertinya akan sulit bagi sebuah tim untuk mampu memenangkan pertandingan sebesar laga penting kemarin jika apa yang sudah tertanam dalam ekspektasi mereka sangatlah minimum. Mungkin mereka memang tidak bermain dengan mental siap kalah, namun segala cap dan perkataan media selama ini mengenai Arsenal jelas mempengaruhi faktor psikologi mereka yang bermain di lapangan. Cap Arsenal sebagai tim yang selalu gagal dalam 7 tahun terakhir bersama Arsene Wenger dinilai telah menghilangkan rasa percaya dan hormat para pemain kepada sang pelatih, baik itu disadari ataupun tidak oleh mereka. Bagaimana mungkin sebuah tim yang sudah tidak lagi bermain untuk sang pelatih dan dengan kepercayaan diri tinggi mampu meraih hasil positif selama satu musim penuh? Belum lagi melihat 2 fraksi pendukung yang selalu mempunyai opini terbelah perihal kelangsungan masa depan sang pelatih?

Beberapa pendukung Arsenal bahkan sudah tidak sungkan mencaci Wenger yang dia nilai bagaikan seekor dinosaurus. Pendukung ini bahkan mengatakan bahwa Wenger telah punah. Ia dulu mungkin pernah berjaya dan berkuasa, namun kedigdayaan itu sudah tergerus waktu dan inilah saatnya untuk pergi. Bukan pergi menelantarkan sang kekasih, namun demi kebaikan bagi tim yang sudah ia cintai tanpa syarat selama 21 tahun terakhir ini.

Wenger telah memberikan segala yang Ia mampu untuk Arsenal. Dari segi prestasi dan finansial, Wenger membawa Arsenal naik ke jajaran klub top papan atas dunia. Tidak ada satupun yang menyangkal bahwa Wenger adalah salah satu pelatih terbaik di generasi ini. Hanya saja itu semua tidaklah cukup melihat bagaimana dalam beberapa tahun terakhir Wenger terlihat membawa Arsenal jalan di tempat, dan bahkan beberapa menilainya membawa Arsenal semakin terperosok ke dalam sosok tim medioker.

Arsene Wenger adalah seorang pribadi yang cerdas. Ia sungguh tahu kapan Ia harus berhenti meski kenyataan akan membawanya bangun di pagi hari dengan bukan lagi berstatus sebagai seorang pelatih sepakbola. Dan melihat apa yang sudah terjadi belakangan ini, mungkin ini adalah waktu yang terbaik.

Dalam 5 tahun ke depan bisa dipastikan akan ada 1 atau bahkan mungkin lebih sosok pelatih baru Arsenal. Meski tidak ada garansi bahwa Arsenal akan berubah menjadi lebih baik setelah Wenger pergi, namun setidaknya ada sebuah perubahan yang diusahakan oleh pihak klub untuk membawa tim ke arah yang lebih baik.

Menggantikan Wenger di Arsenal memang tugas yang sungguh teramat berat mengingat para petinggi klub seperti Ivan Gazidis, Stan Kroenke, dan Sir Chips Keswick bukanlah sosok yang disukai dan bahkan mengerti cara menjalankan klub besar seperti Arsenal. Mengganti Wenger bagaikan memecat 4 hingga 5 orang sekaligus dari Arsenal. Besar kemungkinan Arsenal akan mengalami limbung seperti yang dialami Manchester United pasca pensiunnya Sir Alex Ferguson.

Begitu menyakitkan melihat Arsene Wenger menerima kritikan serta cacian yang sebenarnya tak pantas Ia terima. Apapun yang terjadi, Ia telah membawa kestabilan pada Arsenal, setidaknya dalam sisi finansial di tengah menggilanya hutang tim-tim besar di seluruh dunia.

Hanya saja, seluruh pendukung yang mencintai Arsenal tahu bahwa perpisahan adalah jalan yang paling baik bagi ketiga belah pihak. Bagi Arsenal, bagi para pendukungnya, dan bagi Arsene Wenger sendiri.

Bagaikan sebuah kisah cinta terindah di belahan dunia manapun, kisah cinta penuh tawa, suka, dan air mata yang telah terjalin selama 21 tahun ini sepertinya harus berakhir pada bulan Mei mendatang. Demi kebaikan dan kelangsungan masa depan sang kekasih, Arsene Wenger tidak lagi boleh egois dan memikirkan sesuatu yang sudah tidak mampu lagi Ia tangani.

Arsene Wenger tahu bahwa waktunya sudah habis. Dan saya sangat yakin kebijakannya untuk pensiun akan membawa persatuan bagi seluruh pendukung Arsenal untuk melepasnya dengan cara yang terbaik hingga akhir musim nanti.

Seperti yang kita tahu, persatuan adalah apa yang menjadikan kisah cinta ini berawal manis bagi Arsene Wenger dan Arsenal. Maka kita harapkan juga bahwa persatuan dari seluruh pihak yang adalah yang akan melepas kepergian Arsene Wenger di penghujung kisah cintanya bersama tim yang paling ia cintai tersebut.

Sudah terlalu lama kami semua melihat pasangan ini begitu sering terluka dan memancarkan rona kesedihan meski tanpa air mata yang ditunjukkan kepada kita semua.

We love you Arsenal, we do.

Popular News

IMG_4202
Sabar/Reza Juara Spain Masters, Menang Dramatis Lawan Malaysia
31 March 2024
Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani berhasil menjuarai Spain Masters...
8
Duet Gia dan Megawati Pencetak Poin Red Sparks Musim Ini
31 March 2024
Giovanna Milana alias Gia menyatakan tidak ingin mengucapkan selamat tinggal pada...
navii
NAVI melaju ke final Copenhagen Major atas G2
31 March 2024
Natus Vincere muncul sebagai pemenang semifinal kedua PGL Major Copenhagen, mengamankan...
fz
FaZe mengalahkan Vitality untuk mendapatkan tempat terakhir Major
31 March 2024
FaZe menjadi grand finalis pertama PGL Major Copenhagen setelah mengalahkan Vitality...
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

SHARE THIS ARTICLE WITH FRIENDS

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on google
Google+

Leave a Comment

Your email address will not be published.