Mutaz Essa Barshim berhasil meraih trofi penghargaan Athlete male of the Year Award, pada Jumat (24/11) lalu dalam acara World Athletics 2017 di Monaco . Sementara Nafissatou Thiam juga telah meraih penghargaan Athlete female of the Year Award 2017.
Presiden IAAF Sebastian Coe (kiri) dan Pangeran Albert II (kanan) saat memberikan trofi kepada atlet asal Qatar Mutaz Essa Barshim dan Nafissatou Thiam pada malam World Atheltics Gala World. (Sumber:www.bta.bg)
Presiden IAAF Sebastian Coe mempersembahkan trofi tersebut kepada Barshim, sementara Presiden Kehormatan International Athletics Foundation (IAF) Pangeran Albert II dari Monaco mempersembahkan trofi tersebut kepada Thiam.
“Malam ini adalah waktu kita untuk merayakannya. Kami telah mengenali prestasi dan karir yang luar biasa dari beberapa atlet, pelatih dan pejabat yang luar biasa.” kata Seb Coe.
“Dengan lebih dari 50 juara, pemecah rekor, duta besar dan pelatih di sini mala mini tidak mungkin untuk menghormati setiap insane secara individu, semoga saja kami bisa.
“Kami merayakan kontribusi menakjubkan Anda untuk tahun fenomenal atletik. Saya sangat senang dengan talenta generasi muda yang secara dramatis berusia di dunia pada tahun 2017. Atletik menantikan masa depan yang kuat dan menyenangkan yang aman di tangan Anda.” tambahnya.
Barshim, adalah atletik pria asal Qatar yang paling konsisten dan dominan di tahun ini. Dimulai dengan lompatan 2,35m di Jeddah pada bulan April dan berakhir dengan lompatan 2,40m di Eberstadt pada bulan Agustus, dia telah menggabungkan musim yang tak terkalahkan di 11 kompetisi.
Mutaz Essa Barshim saat beraksi di nomor lompat tinggi dunia. (Sumber:www.menafn.com)
Barshim, memenangkan gelar juara dunia dengan cara yang mengesankan, menyapu bersih semua lompat tinggi hingga meraih kemenangannya sebesar 2,35m pada usaha pertamanya.
Satu minggu setelah kemenangannya di London, ia melompat ke 2,40m di Birmingham dan kemudian menang di 2,36m di Zurich untuk mengamankan gelar Liga Diamond IAAF.
Atlet berusia 26 tahun itu mengakhiri musim ini dengan sembilan dari 11 lompatan terbaik di dunia, ditutup oleh dua lompatan 2,40m. Dia adalah pelompat tinggi pertama dalam sejarah yang melompat 2,40m atau lebih tinggi dalam lima tahun berturut-turut.
Sementara itu, Thiam, telah meraih gelar heptahlon Olimpiade, dimulai pada tahun ini dengan memenangkan gelar pentathlon Eropa dengan poin terdepan di dunia dengan 4.870 poin.
Dua bulan kemudian, atlet asal Belgia itu naik ke urutan ketiga dalam daftar hephtathlon dunia setelah menag dalam pertemuan Gabungan Peristiwa IAAF di Gotzis dengan perolehan 7.013 poin, menghasilkan seri yang mencakup lompatan setinggi 1,98m dan sebuah 59,32m lempar lembing.