Sempat membuat heboh pecinta sepak bola dunia, Lionel Messi akhirnya memutuskan untuk bertahan di Bercelona, hubungan panas dan argument yang terjadi membuat banyak klub bersiap untuk menampung mega bintang asal Argentina tersebut.
Messi akhirnya batal pindah karena klausul kontrak, tapi sebenarnya tidak ada alasan kuat untuknya bertahan. Sang kapten tidak ingin memaksakan kepindahannya hanya karena cinta terhadap Blaugrana.
Sekarang masih mengenakan kostum Barca, tapi kontraknya bakal kedaluwarsa pada Juni 2021 mendatang. Jika tidak ada kontrak baru sampai akhir tahun 2020 ini, Messi bebas bernegosiasi dengan klub lain per Januari 2021 nanti.
Kehilangan Messi adalah mimpi buruk bagi Barca. Namun, di sisi lain Barca harus memikirkan keberlangsungan klub yang tengah mengalami krisis finansial akibat pandemi virus corona.
Messi adalah pemain terbaik di dunia, jadi wajar jika dia mendapatkan gaji yang lebih besar dari pemain-pemain lain. Masalah gaji inilah yang membuat Barcelona kelimpungan.
Barca tengah menjalani situasi finansial terburuk selama bertahun-tahun. Dan karena tidak ada kepastian kapan fans bisa masuk ke stadion, mereka akan terus merugi dari pekan ke pekan.
Bahkan Blaugrana baru mengumumkan kerugian dan utang besar, dan masih belum ada rencana untuk membayar atau melunasinya.
Sudah bertahun-tahun Barca bergantung pada Messi seorang diri. Sudah terlalu lama Barca membangun tim dengan Messi sebagai pusatnya, tapi ternyata banyak pembelian Barca yang tidak tepat.
Bergantung pada pemain terbaik di dunia bukan kesalahan. Namun, ketika Messi bermain buruk, Barca nyaris mustahil meraih hasil apik.
Ketergantungan ini pun membawa banyak efek samping lainnya. Pemain-pemain muda sulit berkembang. Kualitas pemain baru pun dinilai dengan bagaimana kecocokannya dengan Messi di lapangan.
Klub sebesar Barca seharusnya tidak membiarkan situasi itu berjalan terlalu lama. Meski terlambat, mereka mencoba mengubah banyak hal dengan mendatangkan Ronald Koeman.
Koeman bertindak berani dengan melepas Luis Suarez dan merevolusi tim, bukan tidak mungkin Messi jadi korban berikutnya.
Messi adalah Barcelona. Kabarnya Messi punya kekuatan setara dengan klub. Terbukti, pemberontakannya kemarin justru bisa berakhir dengan pengunduran diri Bartomeu.
Tentu ini keliru. Sehebat apa pun pemain, seharusnya tidak ada yang lebih besar dari klub. Lambang di dada lebih besar daripada nama di punggung, sudah seharusnya demikian.
Di satu sisi kekuatan Messi ini penting untuk mengkritik kebijakan-kebijakan klub yang keliru. Di sisi lain, Messi tidak seharusnya memegang kekuatan sebesar itu.
Melepas Messi mungkin bisa menyegarkan dan memperbaiki kondisi ruang ganti Barca.
Seperti dijelaskan di atas, karena kontrak Messi yang memasuki tahun terakhir, Januari 2021 mendatang adalah kesempatan terakhir Barca untuk mendapatkan uang dari penjualan sang megabintang.
Tahun 2020 tersisa sekitar dua bulan lagi, dan masih belum ada tanda-tanda Messi akan meneken kontrak baru. Artinya, Barca harus bersiap memasuki negosiasi yang tidak mereka inginkan.
Jika situasi ini bertahan, bursa transfer Januari 2021 nanti diyakini akan panas. Barca mungkin menyerah mempertahankan dan memutuskan mengeruk uang sebanya mungkin dari penjualan Messi.
Keputusan ini berisiko, tapi bisa jadi menguntungkan. Barca mungkin bisa mendapatkan dua atau tiga pemain baru dari uang penjualan Messi.
Penyerang mana pun yang didatangkan Barcelona akan selalu dibandingkan dengan Messi. Kecuali Neymar dan Luis Suarez, hampir semua penyerang lain terbilang gagal.
Sekarang ada kasus Antoine Griezmann yang tidak mendapatkan posisi seharusnya di lapangan. Sebelumnya ada kasus Philippe Coutinho, juga ada Ousmane Dembele yang cedera kambuhan.
Nama-nama seperti Coutinho, Griezmann, dan Dembele hanya bisa bermain di bawah bayang-bayang Messi sampai sekarang. Mereka rentan dikritik jika kalah, bukan Messi yang disalahkan.
Sebab itu, kepergian Messi akan memberi ruang gerak yang lebih bebas untuk pemain-pemain tersebut. Pada akhirnya mereka bisa bernapas dan bermain seperti seharusnya, tidak selalu jadi korban kekesalan fans.