Bekas juara kelas berat ringan, Andre Ward, ikut memberikan prediksi atas pertarungan kelas berat 2 November 2019, yang akan mempertemukan petinju Saul “Canelo” Alvarez dengan Sergey “Krusher” Kovalev.
Canelo (52-1-2, 35 KO) merupakan juara kelas menengah WBA dan secara terang-terangan ingin mencoba menantang juara kelas berat ringan WBO, Kovalev.
Ada banyak orang yang menjagokan ikon tinju asal Meksiko tersebut, yang sukses merebut seluruh sabuk milik Gennady “GGG” Golovkin pada akhir tahun lalu.
“Saya belum tahu. Ada banyak variable, kawan. Seberapa berat Canelo akan naik? Apakah ia akan mencoba naik terlalu berat karena ia khawatir dengan bobot ekstra Kovalev atau ia akan tetap berada di kondisi agak ringan untuk tetap lebih cepat.” kata Ward.
“Bagaimana dengan lutut Kovalev? Ia punya lutut yang buruk. Saya tahu semua tentang itu. Apa yang tersisa dari dirinya? Saya tahu semua itu.
“Bagaimana Canelo akan melewati Kovalev pada 6 ronde pertama. Jika itu terjadi saya akan menjagokan Canelo. Ini banyak begitu variabel.” tambah Ward.
Canelo terakhir kali naik ring pada bulan Mei lalu di Las Vegas dan menang atas Daniel Jacobs. Sementara itu, Kovalev juga menang secara TKO atas Anthony Yarde pada bulan Agustus.
“Seperti yang saya katakan pada kalian beberapa detik yang lalu, saya tidak ingin menjadi yang pertama untuk memprediksi dan mengatakan hal-hal tertentu.” kata Ward lagi.
“Sekali lagi sedang tidak ingin menjadi yang pertama, jadi saya benar-benar belum tahu. Ada banyak variabel yang saya coba proses sekarang. Ini akan menjadi pertarungan yang sangat menarik, saya tahu itu.
“Saya akan senang melihat Canelo merobohkan Kovalev di ronde-ronde terakhir, bisa saja ronde 11 atau 12 karena factor usia Kovalev yang sudah mendekati 40 tahun. Saya akan menjagokan Canelo untuk memenangkan pertarungan kali ini.” tutup Ward.
Ward sendiri merupakan petinju asal Amerika dengan catatan 32 kali bertarung dan menang secara TKO sebanyak 16 kali. Ia juga sukses mengalahkan Kovalev sebanyak dua kali sebelum akhirnya memutuskan untuk menggantung sarung tinjunya pada 2017 lalu.