Karim Benzema baru saja mengeluarkan sebuah pernyataan yang bikin saya geleng – geleng kepala. Ia mengibaratkan dirinya sebagai mobil balap Formula 1 sedangkan menempatkan rekan senegaranya Olivier Giroud sebagai mobil gokart. Pernyataan ini nampak lucu namun jika memang kalian betul – betul mengerti sepakbola, maka kalian tahu bahwa pernyataan ini adalah bukti iri hati & kebodohan Benzema.
Saya tidak bilang bahwa Giroud lebih baik dibanding Benzema. Tentu dilihat dari rentetan prestasi di level klub, Benzema tentu terlihat jauh lebih superior. Benzema juga merupakan seorang penyerang kelas dunia yang mampu melakukan adaptasi baik saat merubah gaya bermainnya demi menunjang performa Cristiano Ronaldo di Real Madrid. 4 gelar juara Liga Champions dalam 5 tahun menjadi bukti sahihnya Benzema sebagai pilar penting Real Madrid.
Lucunya, di level tim nasional, Benzema adalah seorang pesakitan yang selalu terbuang pada akhirnya. Raymond Domenech serta Didier Deschamp tahu betul perangai Benzema yang seringkali mengakibatkan suasana tidak kondusif selama pelatihan maupun saat berada di ruang ganti. Dan itulah menariknya sepakbola. Siapa tidak mau memiliki 3 pemain depan selevel Benzema, Griezmann, & Mbappe di tim mereka? Sayangnya, sepakbola tak melulu bicara tentang skill ataupun kemauan keras. Olivier Giroud mampu menawarkan opsi keseimbangan melalui mental & tentunya skill yang diperlukan timnas Perancis di ajang Piala Eropa 2016 & Piala Dunia 2018. Hasilnya? Juara Piala Dunia 2018 bersama Perancis di Rusia 2 tahun silam.
Kita bisa mengambil 2 hal yang sama dari 2 kisah Benzema dan Giroud. Mereka sama – sama beradaptasi. Dan hasilnya adalah kemenangan tim yang mereka bela. Memang Giroud tak mencetak 1 gol pun di Rusia, namun, apakah jika Benzema yang bermain saat itu, hasilnya akan tetap sama? Bisa saja namun pertandingan perdana Perancis menghadapi Australia membuat saya ragu akan kemungkinan di atas.
Benzema paham bahwa Ia berubah demi Real Madrid yang lebih baik. Begitupun Giroud yang paham bahwa tugas utamanya bukanlah mencetak gol meski berposisi paling depan dalam susunan pemain di lapangan.
Pernyataan Benzema ini menggelikan. Ini menunjukkan betapa kecil hati Benzema melihat prestasi Giroud di level tim nasional. Hal ini juga menunjukkan kebodohan Benzema. Jika Giroud memang tidak sebaik itu sehingga harus merubah gaya bermainnya, bukankah hal yang sama berlaku kepada Benzema yang harus rela tunduk di masa kejayaan seorang Cristiano Ronaldo?
Perlu dicatat bahwa lintas karir seorang pesepakbola itu tak hanya bicara tentang sebuah jalur yang harus terus ditempuh dengan kecepatan tinggi mobil F1. Terkadang, mobil gokart yang lebih kecil & lemah bisa saja dibutuhkan untuk melewati jalur tertentu pada suatu masa sulit kehidupan seorang pesepakbola.