Nuno Espirito Santo tentu bukanlah pelatih yang buruk. Mantan penjaga gawang yang namanya naik daun setelah menukangi Wolverhampton Wanderers dan membawa mereka promosi serta finis di 10 besar Liga Primer Inggris ini juga punya skema bermain yang atraktif dan cukup menyerang hingga beberapa kali memang diisukan segera berlabuh ke tim besar seperti Arsenal, Chelsea, hingga Manchester United.
Pada akhirnya, klub besar yang menjadi tempat pelabuhannya adalah klub asal London Tottenham Hotspurs. Setelah ditinggal Jose Mourinho, Spurs sebenarnya banyak dikaitkan dengan berbagai nama pelatih seperti Antonio Conte, mantan pelatih mereka Mauricio Pochettino, Paulo Fonseca, Gennaro Gattuso, hingga Julen Lopetegui. Pada akhirnya, lagi-lagi, Levy hanya bisa mendaratkan pelatih yang notabene memang terhitung bagus tapi kurang pengalaman dalam urusan membantu klubnya meraih gelar. Nuno hanya berhasil memberikan gelar juara divisi Championship saat Wolves promosi ke Liga Primer di musim 2017/2018.
Apakah pemilihan ini bisa membuat Spurs terus bersaing di papan atas? Bisa saja. Apakah pemilihan ini bisa membantu Spurs mempertahankan para pemain bintangnya dan kelak meraih gelar dalam 1-2 musim ke depan? Saya jujur tidak yakin.
Harry Kane dan Son Heung-Min selaku 2 pemain paling berharga di Spurs pastinya paham betul bahwa Nuno akan memberikan mereka sebuah kebebasan untuk menjadi tulang punggung tim. Namun mereka tentu tahu bahwa Nuno bukanlah sosok terbaik untuk membawa mereka naik ke level yang ingin mereka capai. Jika begini, rasanya Spurs akan punya pencapaian yang biasa biasa saja dan pada akhirnya akan mengalami proses yang berulang perihal pencarian pelatih di kemudian hari.
Semoga saja setidaknya Nuno Espirito Santo bisa menjungkir balikkan prediksi mereka yang meragukannya termasuk saya. Supaya Liga Primer musim depan lebih menarik dan penuh drama seperti yang banyak orang inginkan pastinya.