Matthijs de Ligt adalah pemain muda paling bersinar dan paling diminati saat ini. Pemain asal belanda berusia 19 tahun tersebut kadung menjadi incaran banyak klub besar berkat penampilan dan kepemimpinannya yang berhasil membawa Ajax meraih 2 gelar domestik serta melaju hingga babak semifinal Liga Champions musim lalu. Selain itu, duetnya bersama Virgil van Dijk yang membawa Belanda keluar sebagai runner – up di ajang UEFA Nations League juga memberikan tanda bahwa de Ligt tak hanya jago bermain kala membela Ajax.
Meski masih banyak kekurangan dari sisi teknik dan pengalaman, de Ligt punya semua modal lainnya untuk tumbuh berkembang sebagai salah satu bek terbaik yang pernah ada. Dan tidak heran, Manchester United, Barcelona, Paris Saint German, hingga Juventus sangat gencar memperebutkan jasa de Ligt musim depan.
PSG menjadi tim terdepan yang diberitakan akan memboyong de Ligt dengan gaji mencapai 340 ribu Poundsterling per pekan. Namun, Juventus kini masuk sebagai kandidat baru yang diperkirakan memanfaatkan kedekatan antar direksi klub dengan sang super agen, Mino Raiola. Juventus dikabarkan menawarkan gaji 400 ribu Pounds per pekan, gaji yang gila mengingat usia de Ligt yang bahkan belum genap berusia 20 tahun.
Barcelona sebagai klub yang diperkirakan akan dipilih de Light malah kini terkesan tak begitu gencar dan malah lebih fokus dengan usaha mereka mengembalikan Neymar ke Camp Nou. Entah bagaimana akhir saga transfer ini, tapi de Light harus sangat bijaksana dalam keputusannya. Pilihan pergi ke PSG dan United jelas bukan pilihan bijak. Pergi ke Juventus dan Barcelona adalah pilihan yang jauh lebih baik bagi dirinya sebagai seorang pemain sepakbola. Pengalaman dan persaingan akan menempanya jadi pemain yang lebih matang. Dan bicara masalah uang, tentu kedua klub tersebut akan menjamin de Ligt hidup makmur asal pandai mengelola uangnya di kemudian hari.
Jika benar de Ligt merapat ke Juventus dan Barcelona, mungkin Ia akan sesegera mungkin memenuhi takdirnya sebagai salah satu individu paling gemilang di masa depan. Namun jika Ia pergi ke Paris atau Inggris, mungkin pertumbuhannya akan stagnan dan sulit mencapai titik maksimal potensinya dalam waktu dekat.
Pilihan di tanganmu, de Ligt. Bijaksanalah.