Arteta tengah berada dalam sorotan tajam usai cederanya Bukayo Saka saat Arsenal menelan kekalahan perdana mereka musim ini di kandang Lens. Akan menghadapi Manchester City di akhir pekan ini, Arteta dianggap lalai dan tidak tanggap dalam merotasi pemain-pemainnya. Hal ini, dianggap lebih berbahaya dibandingkan kekalahan menghadapi Lens yang memang tampil begitu solid dan kokoh melebihi determinasi para pemain Arsenal yang sedikit terlihat kelelahan.
Ketergantungan Arsenal terhadap Saka terlihat dari statistik yang memecahkan rekor pemain utama yang turun main secara beruntun terbanyak di Liga Primer. Saka sudah bermain di 87 pertandingan beruntun untuk Arsenal dan jelas faktor kelelahan karena adanya selingan pertandingan di level internasional juga tak banyak membantu proses istirahat sang pemain berusia 22 tahun tersebut.
Pertanyaannya, benarkan Arteta senaif itu untuk memainkan sosok pemain yang cedera? Apa Arteta tidak tahu bahwa Saka adalah pemain yanbg paling dicintai dan ingin dilindungi seluruh pendukung Arsenal saat ini? Seharusnya Arteta tahu dan bijaksana menyikapi pertanyaan di atas. Tentu Ia paham betul jika Saka memang cedera, maka seharusnya pemain ini tak seharusnya dibawa dan berpartisipasi dalam laga tandang di Perancis.
Kenyataannya, Liga Champions adalah kompetisi tertinggi di level klub yang pastinya membuat pemain selevel Saka kepincut untuk bermain meski mungkin hanya sesaat. Toh, ini bisa menjadi pertandingan yang memberi Saka ritme dan pemanasan sebelum menghadapi City akhir pekan ini. Tentu cedera yang didapat bisa menjadi faktor keteledoran tim medis serta Arteta yang tak memantau Saka dengan lebih teliti. Dan bisa saja Saka sendiri menutupi hal tersebut karena dianggap hal kecil yang tak banyak berpengaruh dalam penampilannya. Kita semua sendiri tak ada yang tahu pasti bukan bagaimana daya tahan pemain Inggris ini selama berlatih dan bermain di Arsenal selama ini?
Sedikit bicara lebih jauh, Saka adalah pemain yang diproyeksi menjadi salah satu pesepakbola terbaik dunia di masa depan. Mencoba membela keputusan Saka yang selalu ingin tampil di level tertinggi, kita bisa melihat bagaimana Messi dan Ronaldo di saat mereka berusia 22 tahun. Apa mungkin kedua pemain tersebut dibangku cadangkan di laga ke 2 babak grup Liga Champions saat kelolosan tim mereka dipertaruhkan dan musim bahkan belum berjalan setengahnya? Memang konteks berbeda bisa diberikan jika Saka atau pemain siapapun mengalami cedera. Namun Arteta dengan mantap berujar bahwa Saka hanya mengalami knock dan ditarik saat menghadapi Bournemouth untuk memberinya waktu istirahat. Sesuatu yang sudah benar dilakukan meski ada saja yang berujar bahwa seharusnya Saka ditarik lebih cepat.
Alasan apapun yang dikemukakan, kini nasi sudah menjadi bubur. Arsenal, Arteta, dan Saka harus menghadapi konsekuensi terburuk di hari ke depan baik dari segi kesiapan tim bermain tanpa sang pemain terbaik atau perihal kesehatan Saka sendiri.
Namun jika serta merta mengatakan bahwa Arteta dan tim melakukan blunder atas cederanya Saka…..Rasanya kurang pantas mengatakan hal tersebut saat kita tak berada di dalam dan menyaksikan seluruh proses berlatih dan kesiapan sang pemain dengan mata kepala kita sendiri.
Mungkin daripada blunder lebih tepatnya Arsenal, Arteta, dan Saka itu kena apes! Setuju?