Bekas peringkat tiga dunia David Ferrer mengungkapkan banyak tentang karir dan masa kecilnya secara umum sebelum menjadi petenis profesional.
Ferrer sekarang adalah contoh besar bagi pemain muda dalam hal dedikasi dan semangat, karena tidak pernah menyerah, tetapi itu tidak selalu mudah seperti yang dibayangkan oleh orang-orang.
Berbicara dalam sebuah wawancara, petenis asal Spanyol tersebut mengatakan sebagai petenis muda, dia merasa gugup ketika harus berhadapan dengan petenis senior seperti Roger Federer.
“Itu tidak benar bahwa pada awal mula saya, ayah saya meninggalkan saya karena saya mematahkan raket. Itu sesuatu yang bercampur dengan kakak saya.” kata Ferrer.
“Ketika Anda berusia 16 tahun, Anda selalu ragu dan mulai sedikit dewasa, pada usia 14 dan 15 tahun saya berada di antara yang terbaik di Spanyol dan ketika Anda menuju ke tahap senior dan Anda tidak memenangkan pertandingan, keraguan meningkat.
Karir saya untungnya berevolusi dan saya dapat meningkatkan mental dan, ya, pada 21 tahun saya mematahkan raket dan tidak berperilaku seperti yang saya lakukan tetapi hidup sedikit seperti ini dan melihat bagaimana saya memulai dan bagaimana saya akhiri dengan kemenangan besar.” tambah Ferrer.
Ferrer sempat mendapatkan pujian dari Rogerer Federer ketika dirinya mengundurkan diri melawan rekan senegaranya Rafael Nadal babak pertama turnamen Amerika Terbuka pada bulan Agustus lalu.
Petenis berusia 36 tahun tersebut juga sempat memutuskan bahwa turnamen Amerika Terbuka bakal menjadi yang terakhir bagi dirinya sebelum memutuskan untuk pensiun dari dunia tenis.
David Ferrer sempat mengundurkan diri melawan Rafael Nadal di turnamen Amerika Terbuka. (Sumber:www.ewn.co.za)
Sepanjang karirnya, Ayah Ferrer dianggap sebagai inspirasi besar bagi dirinya dalam membantu menghadapi berbagai turnamen dunia.
“Meskipun beberapa orang tidak tahu bahwa ayah saya [Javier] adalah juara Spanyol pada usia 14 tahun dan saya tiga tahun lebih tua darinya, dia membuka saya jalan, membantu saya mendapatkan tempat saya.” kata Ferrer.
“Anda harus menghormati saingan, benar, kompetitif, jangan menipu dan yang paling penting pendidikan yang bisa Anda dapatkan dari orang tua Anda.
“Saya tidak tahu bagaimana atlet lain melakukannya, tetapi pada tingkat yang tinggi, setidaknya dari pengalaman saya, pekerjaan mental membutuhkan lebih banyak waktu daripada fisik. Terutama ketika saya sedang mempersiapkan final Grand Slam, kepala saya berada di 300km/jam.
“Saya memiliki sejuta pemikiran tentang kemungkinan skenario, apa yang terjadi, apa yang akan terjadi. Saya mencoba untuk selalu menjaga pikiran saya pada saat ini.” tutup Ferrer.