Bersama Mauricio Pochettino, Tottenham Hotspurs melalui sebuah perjalanan luar biasa di musim lalu. Meski harus mengakhiri musim di posisi ke-3, Spurs berhasil mendesak Leicester City dan Arsenal hingga paruh akhir persaingan gelar di musim 2015/2016 lalu.
Musim ini, meskipun komposisi pemain Spurs semakin kuat dengan kedatangan beberapa pemain anyar seperti Vincent Janssen dan Victor Wanyama, hal tersebut tidak serta merta memposisikan Spurs sebagai kandidat pesaing utama peraih gelar Premier League musim ini. Kedatangan Pep Guardiola, Antonio Conte, konsistensi Arsene Wenger, daya ledak Jurgen Klopp, serta kembalinya Jose Mourinho seakan membuat peluang Spurs untuk bersaing akan semakin sulit.
Hari Minggu kemarin Spurs berhasil menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan di ajang Premier League setelah menghantam kandidat utama juara, Manchester City dengan skor 2-0. Gol bunuh diri Alexander Kolarov serta gol dari Dele Alli di babak pertama mengakhiri 6 rentetan kemenangan beruntun City di ajang Premier League. Dengan hasil ini Spurs mengekor dengan selisih 1 poin tepat di posisi ke 2 klasemen sementara dengan 5 kemenangan serta 2 hasil seri dari 7 pertandingan.
Spurs memang dikenal sebagai tim yang sering terlambat panas di laga-laga awal musim. Musim ini, mereka menginjak pedal gas mereka di saat yang tepat.
Gaya bermain anak asuh Pochettino menjadi anti-thesis dari permainan sepakbola cantik Pep Guardiola. Semenjak peluit tanda pertandingan berlangsung ditiupkan, determinasi para pemain Spurs memberikan isyarat bahwa pemain City akan menghadapi laga yang sulit. Belum lagi dukungan luar biasa dari para pendukung the Lilywhites yang memenuhi stadion White Hart Lane kemarin ikut memompa semangat juang para pemain tuan rumah.
Para pemain Spurs terus berlari sepanjang pertandingan untuk menutup ruang dan celah yang dicari oleh para pemain City. Spurs mencatatkan total 118.8 KM daya jelajah dalam 90 menit pertandingan. Pemain Spurs secara keseluruhan melakukan 647 print sepanjang pertandingan, yang terbanyak sejauh ini di ajang Premier League. Dele Alli menjadi pemain yang melakukan sprint terbanyak dengan jumlah 90 kali sprint.
Spurs tidak hanya menutup celah pemain City dengan berlari tanpa perhitungan yang matang. Selain menutup pergerakan pemain lawan dengan intensitas tinggi, namun mereka juga menutup pergerakan tersebut dengan sudut arah yang tepat untuk mematikan pergerakan lawan. Pemain Spurs memaksa para pemain City untuk terpojok ke sudut atau pinggir lapangan hingga mereka melakukan kesalahan passing atau kontrol bola. Pemain Spurs juga melakukan double marking setelah berhasil menyudutkan pemain City hingga area luas yang mereka tinggalkan saat melakan pressing dapat tetap terjaga oleh pemain ke-2 yang mengcover sisi dalam lapangan.
Ketangguhan 4 pemain bertahan Spurs telah terbukti setelah musim lalu mendapatkan banyak pujian setelah musim yang luar biasa. Tahun ini, Victor Wanyama menjadi bala bantuan yang mempertebal pertahanan Spurs di depan gawang. 46 sentuhan bolanya nyaris di seluruh sudut lapangan menjadi kunci lain dari keberhasilan Spurs membungkam possesion football City. Setelah tampil kurang meyakinkan di beberapa laga awal, Wanyama menjadi pion utama tangguhnya lini tengah Spurs dalam menghancurkan tempo serangan yang dibangun City. Daya jelajahnya yang mengcover nyaris seluruh lapangan membantu Spurs membunuh permainan semenjak mereka berhasil unggul terlebih dahulu.
Perjalanan masih panjang, namun setidaknya kini Spurs boleh berbangga diri dan percaya bahwa mereka layak berdiri sejajar di papan atas para tim top Premier League musim ini.