Para pendukung Arsenal di seluruh dunia tengah mendapatkan banyak berita positif tentang tim kesayangan mereka akhir-akhir ini. Setelah menjadi tim Inggris pertama yang mampu meraup profit di atas 100 juta Poundsterling dari kancah English Premier League hasil bonus finis di posisi ke-2 serta pendapatan tinggi dari hak siar mereka baik secara domestik maupun internasional. Mereka berhasil menjadi tim yang paling sering ditampilkan pertandingannya secara langsung pada musim lalu, yaitu sebanyak 27 siaran petandingan dari total jumlah keseluruhan 38 pertandingan. Selain itu, akhirny Arsenal juga meresmikan pembelian pertama mereka untuk musim yang baru, Granit Xhaka.
Setelah seringkali dianggap lamban dan pelit dalam berbelanja pemain Arsene Wenger kini secara resmi telah mendatangkan Granit Xhaka, pemain tengah berusia 23 tahun berkebangsaan Swiss dari Borussia Monchengladbach dengan biaya yang terbilang mahal yaitu 30 juta Poundsterling.
Walau banyak yang beranggapan 30 juta Poundsterling adalah mahar yang terlalu tinggi baginya, Wenger jelas bukan sembarang pelatih tanpa pengamatan dan pengalaman mumpuni. Dengan keadaan dunia yang memang sudah berubah (dinilai dari harga para pemain yang terus meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir), Wenger jelas tidak gegabah. Lalu andai pun Wenger tidak mengeluarkan uang sebanyak itu dan pada akhirnya Xhaka berlabuh pada tim lain maka para pengamat dan pundit sepakbola akan beranggapan bahwa Wenger pelit dan tidak berani berspekulasi dalam melakukan kebijakan transfernya. Selalu ada dua sisi yang akan selalu dibicarakan untuk segala suatu aktifitas yang terjadi pada sebuah klub sebesar Arsenal dan pelatih sekelas Arsene Wenger.
Meski banyak yang masih asing dengan nama Xhaka, namun pemain yang satu ini sudah sejak lama mencuri perhatian banyak scout dari berbagai klub Eropa. Mengemban tugas sebagai kapten tim di Monchengladbach dan menjadi salah satu pemain terbaik Bundesliga tahun lalu jelas membuat Xhaka tidak boleh dipandang sebelah mata.
Wenger tidak secara asal-asalan melakukan pembelian anyarnya kali ini. Setelah pada akhir musim Arsenal dipastikan akan ditinggal pergi oleh trio Flamini, Rosicky, dan Arteta, maka jelas Wenger harus mampu mencari pengganti sepadan, atau mungkin lebih baik dari ketiga nama trio diatas.
Kedatangan Mohammad Elneny pada bursa transfer musim dingin kemarin nampaknya mampu menutup lubang yang ditinggalkan oleh Flamini. Permainan Elneny yang mampu bermain di banyak posisi (versatile) dan kerap bermain tidak menonjol demi kepentingan tim dianggap cocok untuk menggantikan tugas Flamini selama ini. Bahkan Elneny juga mewarisi insting mencetak gol yang terbilang baik untuk pemain di posisinya.
Lalu untuk kasus Rosicky, Alex Iwobi bisa dibilang mampu mengakali lubang yang ditinggalkan pemain berjuluk little Mozart ini. Mampu bermain dengan baik sebagai pengatur serangan (position number 10), bermain melebar di sayap, serta visi bermain yang tinggi, semua yang dibutuhkan Iwobi untuk menyamai atau mungkin melebihi Rosicky adalah jam terbangnya di pentas tertinggi bersama Arsenal.
Dan saat Coquelin nampak mulai kehilangan sentuhan magisnya di musim 2014/2015, Wenger menarik Xhaka dari Jerman untuk menggantikan peran Mikel Arteta sebagai penyeimbang tim di lini tengah. Sama-sama mengawali karir sebagai gelandang serang, Xhaka dan Arteta memiliki banyak atribut yang serupa. Namun banyak pula yang beranggapan Xhaka merupakan pemain yang lebih baik di posisinya saat ini.
Dimensi yang berbeda akan ditawarkan oleh Xhaka dalam mengupgrade pola permainan cantik ala Arsenal. Saat Arsenal kehilangan Cazorla pada musim ini karena cedera pada pertengahan musim, Arsenal kehilangan sosok yang mampu menguasai bola dengan tenang serta menjadi pengatur serangan awal dari lini belakang. Pembelian Xhaka diyakini mampu membuat Arsenal bermain lebih baik dari lini terdalam mereka dalam membangun skema sebuah serangan. Xhaka bahkan berpostur cukup tinggi, besar, hingga Ia mampu bermain baik juga dalam membantu lini pertahanan Arsenal. Statistik menunjukkan bahwa dalam 27 pertandingan yang Ia jalani musim lalu, Xhaka menghasilkan 7 buah kartu kuning serta 3 buah kartu merah (yang mengakibatkan Ia hanya bermain 27 kali tentunya). Fakta yang menunjukkan bahwa Xhaka tidak setengah-setengah dalam membantu tim memotong alur penyerangan tim lawan.
Dengan banyaknya biaya yang sudah dikeluarkan oleh Arsenal sepertinya Xhaka jelas akan diberikan satu posisi inti musim depan. Pertanyaan tentang siapa yang akan menjadi partner Xhaka dalam skema 4-2-3-1 kegemaran Wenger jelas menjadi sesuatu yang juga menarik untuk dibahas. Apakah Santi Cazorla, Mohammad Elneny, Francis Coquelin, Jack Wilshere, ataukah Aaron Ramsey yang akan menjadi partner Xhaka masih baru akan terjawab saat musim yang baru dimulai.
Secara kasat mata, Cazorla nampak menjadi pilihan yang ideal dengan Ramsey ditempatkan pada posisi sayap kanan menemani Alexis dan Ozil, akan tetapi sedikit menilik ke belakang, permainan terbaik Ramsey yang muncul pada musim 2013/2014 terjadi saat Ramsey dimainkan sejajar bersama Mikel Arteta yang bertipe sama dengan Xhaka.
Apapun pilihan Wenger nantinya, seluruh pendukung Arsenal jelas tidak ingin Xhaka menjadi pembelian terakhir mereka. Kedatangan sosok striker tangguh seperti Gonzalo Higuain, Alvaro Morat, hingga Zlatan Ibrahimovic masih menjadi mimpi para Gooners di seluruh dunia.
Dengan keuntungan yang mereka dapatkan pada musim lalu, serta tabungan kas yang berlimpah dari para pimpinan direksi, Arsene Wenger jelas harus melakukan segala upaya terbaiknya musim depan. Karena jika memang musim depan adalah musim terakhirnya, maka seluruh Gooners berharap Arsene Wenger akan meninggalkan Arsenal dengan cara yang paling indah.
Setelah membawa Arsenal meraih keuntungan besar dari sisi finansial, mempersembahkan trofi juara liga Inggris akan menjadi kado perpisahan termanis Arsene Wenger di hari-hari terakhirnya menjadi manajer Arsenal Football Club.