Evos yang secara mengejutkan menggantikan TNC sebagai perwakilan dari SEA Region, nampaknya menunjukkan permianan yang luar biasa dan juga sedikit unik. Sanggup menahan imbang Complexity namun harus kalah dari NiP. Ini hasil EVOS di ESL One Hamburg hari pertama.
Langsung menghadapi tim kuat seperti Complexity gaming pada hari pertama, nyatanya tidak membuat Vlaicu dan kawan-kawan patah semangat. Macan putih EVOS justru bisa menahan imbang EternalEnvy cs. Meski hasil EVOS di ESL One Hamburg hari pertama tidak begitu bagus, setidaknya EVOS bisa memberikan kita sedikit harapan.
Pada match pertama Complexity nampak mendominasi jalannya pertandingan, dengan menggunakan Phantom Lancer sebagai core atau posisi satu mereka, sementara EVOS menggunakan Faceless Void sebaga core carry mereka.
EternalEnvy yang menggunakan Tiny sebagai posisi lima, bermain sangat agresif pada menit-menit awal. Dia tidak ragu membuang skill hanya untuk mendapatkan range creep di setiap wave creep yang ada.
Hingga menit ke-sepuluh kedudukan networth serta kill dari kedua tim bisa dibilang seimbang, EVOS bahkan juga tidak terlihat ragu untuk melakukan rotasi besar bahkan membuang ultimate skill dari Void serta Crystal Maiden pun EVOS juga tidak ragu.
Gaya permainan EVOS yang sangat kita kenali dengan menggunakan hero-hero anti re-scale yang bisa digunakan war sejak awal, terlihat sangat jelas pada game ini.
Sementara itu Complexity bermain aman dengan hero-hero pilihan mereka, ini mungkin terjadi akibat minimnya informasi yang lawan EVOS miliki akan kemampuan serta gaya bermain dari EVOS.
Sadar bahwa Complexity tidak bisa terus menerus membiarkan EVOS bermain agresif, Limmp yang menggunakan Invoker di midlane sering sekali melakukan rotasi guna mengimbangi five man play dari EVOS.
Sementara itu Phantom Lancer dari Complexity memanfaatkan space yang diberikan oleh teman-temannya untuk melakukan farming. Pelan tapi pasti sedikit demi sedikit, Phantom Lancer milik Complexity mulai merangsek dan menghajar EVOS. 1-0 keunggulan sementara untuk Complexity.
Pada match kedua penulis seperti melihat siaran ulang dari match pertama, karena hingga pick keempat dari masing-masing tim baik Complexity dan juga EVOS terlihat hampir sama. Hanya bedanya saja EVOS menggunakan Lifestrealer sebagai core carry mereka.
Sementara Complexity masih merasa nyaman dengan Phantom Lancer sebagai core hero mereka, Menyadari dan belajar dari kesalahan game pertama, EVOS yang sejak awal juga sudah menekan permainan sama sekali tidak mengendurkan serangan mereka.
Mereka hanya memberi nafas sekedar untuk memberikan waktu kepada Lifestealer iLlogic untuk menyelesaikan item miliknya. Mirana dan juga Crystal Maiden milik EVOS benar-benar menggila.
Rotasi yang dilakukan oleh EVOS pada game kedua ini, benar-benar membuahkan hasil. Hampir semua lane dari Complexity dibuat berantakan dan memaksa Phantom Lancer untuk berka-kali melakukan rotasi guna menyelesaikan itemnya.
Namun pada saat item dari Complexity jadi, yaitu item dari Phantom Lancer, keunggulan EVOS sudah terbilang jauh dan Complexity sulit mengejar. Dengan selisih kill 19 untuk Complexity dan 30 untuk EVOS, EVOS akhirnya mengakhiri permainan ini dengan kemenangan pertama mereka. 1-1 hasil akhirnya.