Usai beberapa jam pelatih timnas Inggris, Sam Allardyce dilucuti jabatannya, kini Asosiasi Sepak bola Innggris (FA) menghadapi kasus baru yang melibatkan delapan mantan manajer dan manajer Liga Primier.
Delapan mantan manajer dan manajer Liga Primier saat ini dituduh menerima pembayaran yang tak sah untuk transfer pemain, demikian dilaporkan daily mail, Rabu pada (28/9). Daily Telegraph secara diam-diam merekam beberapa agen sepak bola yang dicurigai bersedia menerima pembayaran, termasuk lima dari mereka yang mengaku telah menerima bayarannya.
Dalam laporan hari ini, Telegraph tidak mengungkapkan nama-nama mantan manajer dan manajer yang terlibat kasus korupsi tersebut. Akan tetapi semua mantan manajer yang dihubungi koran tersebut menolak telah melakukan praktik jual beli pemain secara tak sah.
Investigasi itu juga mengklaim bahwa dua manajer Liga Champions bersedia menerima pembayaran usai mereka berhasil menaikkan gaji para pemain, sebagaimana dikutip dari laman International Business Times. Hanya saja laporan itu tidak menyebutkan nama-nama manajer tersebut.
Koran tersebut juga merincikan bagaimana pembayaran dilakukan melalui pihak ketiga dengan persetujuan konsultan yang dapat dipercayai.
Kejadian itu terungkap hanya 24 jam usai koran tersebut mengungkap skandal Allardyce yang meminta bayaran £400.000 dalam satu kegiatan jual beli pemain yang melibatkan firma palsu yang oleh wartawan yang menyamar.
Pertemuan itu kemudian membuat pelatih berusia 61 tahun itu harus kehilangan jabatan usai ia memimpin timnas Inggris selama 67 hari.
Sementara itu, Pino Pagliara, seorang agen tidak berlisensi yang dilarang dari sepak bola selama lima tahun sebab pengaturan pertandingan pada 2005, mengungkapkan secara terus terang tentang praktek menyogok para manajer.
Pino Pagliara selalu menggunakan kode kopi kecil untuk menyogok manajer ternama. (Sumber:www.ilpost.it)
Dia berkata bagaimana pembayaran yang disebut sebagai ‘kopi kecil’ dan menggambarkan seorang manajer yang ternama yang meminta uang untuk ditransfer ke rekening mereka.
“Ada satu hal yang saya selalu bisa mengandalkan, dan itu adalah keserakahan manajer terkenal.” kata Pagliara.
“Dalam dunia sepakbola semuanya diatur di bawah meja, dan saya kuasai itu. Kami tahu dia sangat, sangat baik. Kami melakukan transfer ke X (nama manajer), dengan cara mengedipkan mata pada kami dan berkata ‘ya, saya ingin pemain’. ‘Apakah ada kopi kecil bagi saya, Pino?’ Ya, itulah yang akan dia katakan. Ya, tentu saja ada. Saya akan bernegosiasi kopi saat itu juga.” tambah Pagliara.