Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, menolak penggunaan angka 1 pada motornya di MotorGP musim 2022. Pemuda Prancis itu ingin mempertahankan nomor 20 yang sudah ia kenakan sejak awal kariernya.
Quartarao sukses memenangkan gelar juara MotoGP 2021. Ia meninggalkan pesaing terdekatnya Francesco Bagnaia dengan selisih 65 poin di klasemen akhir MotoGP.
Quartararo mengaku ia belajar lebih banyak lagi dari seniornya, Valentino Rossi, yang tidak pernah menggunakan penggunaan angka 1 meski telah menjadi juara dunia sembilan kali.
“Menempatkan angka 1 di bagian depan Yamaha-nya tidak layak. Saya benar-benar ingin membuatnya sederhana. Saya jauh dari menjadi nomor 1 hari ini. Ada banyak pembalap lain yang lebih layak, ” ujar Quartararo.
“Bagi saya, contohnya adalah Valentino Rossi. Dia memenangkan sembilan gelar dan tidak pernah memilih angka 1. Saya pikir itu akan keren untuk publik memiliki nomor 1 karena tidak ada yang memilikinya selama bertahun-tahun. Tapi nomor 20 adalah yang saya mulai, dan saya akan mengakhiri karir saya dengan, ” tambah Quartararo
Sudah Tradisi
Di era 500cc, beberapa pembalap yang telah menjuarai gelar mengabaikan penggunaan angka 1 seperti Kenny Roberts, Wayne Gardner, Mick Doohan, dan Alex Criville. Hingga datangnya fenomena Rossi, juara dunia 500cc terakhir (2001) dan yang memutuskan mempertahankan angka 46-nya saat MotoGP diperkenalkan pada 2002.
Pembalap Italia itu tidak pernah lepas dari angka 46-nya, selalu di depan fairingnya. Begitu pula dengan Marc Marquez dengan nomor 93. Namun, kedua pembalap ini mengombinasikan 13 dari 21 gelar terakhir yang diraih di kategori premier. Yang menjelaskan mengapa angka 1 muncul begitu sedikit di MotoGP di abad ke-21.
Nicky Hayden adalah pembalap pertama yang mengalahkan Rossi, pada tahun 2006 memutuskan untuk menggunakan angka 1 di Honda RC212V-nya pada tahun 2007. Penerus Hayden, Casey Stoner, pemenang musim 2007, mengambil alih dengan menggunakan angka 1 pada pada motor Ducati.