Italia menunjukkan kualitas mereka sebagai calon juara terkuat setelah berhasil memenangkan laga semifinal menghadapi Spanyol melalui babak adu penalti. Tanpa Spinazzola yang mengalami cedera, Mancini kehilangan daya gedor dari sayap kiri yang juga mengakibatkan kurang berkilaunya penampilan Insigne. Italia sendiri bermain mengandalkan serangan balik karena dominasi Spanyol di lini tengah begitu solid. Pedri dan Dani Olmo menjadi 2 pemain yang sebenarnya layak menjadi pemain terbaik di laga ini andai Spanyol keluar sebagai pemenangnya.
Lini pertahanan Italia patut diacungi jempol. Donnaruma lagi-lagi membuktikan mengapa Ia telah pantas menggantikan posisi Buffon sebagai penjaga gawang nomor 1 Italia. Bonucci dan Chiellini sendiri menunjukkan kematangan mereka sebagai pemain senior yang mampu tampil tenang meski terus berada dalam tekanan selama 120 menit. Kematangan Chiellini bahkan terlihat dari santai dan tenangnya Ia kala menghadap undian tendangan penalti bersama Jordi Alba dan para wasit serta hakim garis. Ia terlihat tanpa beban dan seakan hanya menghadapi laga penalti antar dua tim komplek yang sedang bersenang-senang.
Chiesa dan Morata mencetak 2 gol cantik yang pantas dikenang. Laga ini sendiri berjalan sangat seru dan cukup menguji mental para pemain dari kedua tim. Khusus bagi Italia, laga ini menjadi bukti kuatnya mentalitas mereka dalam menghadapi laga penting. Meski terus tertekan, Italia tak pernah terlihat kendur dari segi semangat hingga determinasi yang terus tinggi meski kaki-kaki mereka pasti sudah sangat kelelahan. Menang melalui adu penalti juga bisa menjadi modal positif bagi mental mereka guna mempersiapkan diri menghadapi pemenang laga Inggris menghadapi Denmark. Jika laga Inggris atau Denmark selesai di waktu normal, maka Italia akan punya modal lebih menghadapi siapapun pemenang dari laga nanti.
Mancini berhasil mengubah Italia sebagai tim pesakitan yang gagal lolos ke ajang Piala Dunia 2018 lalu menjadi salah satu tim nasional terbaik saat ini. 33 laga tak terkalahkan tentu belum cukup bagi Mancini setelah apa yang mereka lalui kurang lebih 1 bulan terakhir ini. Kemenangan ke-34 dan trofi Piala Eropa menjadi harga mati yang harus mereka raih 12 Juli mendatang.
Football is coming to Rome?