Sebagai anak yang lahir di era ’90an, Andrea Pirlo merupakan salah satu pemain ikonik yang akan terus melekat dalam hati dan pikiran setiap pecinta sepakbola. Dengan gaya bermainnya yang cerdas dan sederhana, Pirlo merupakan salah satu pemain terbaik yang pernah ada terutama dalam posisinya sebagai seorang jenderal lapangan lini tengah.
Memulai karirnya di Brescia pada tahun 1998, Pirlo lalu menarik perhatian Inter Milan dan namanya pun mulai terdengar sebagai salah satu talenta muda terbaik Italia. Kesulitan untuk meraih posisi utama di usianya yang masih muda saat itu, AC Milan membajak Pirlo di tahun 2001 dan dalam 10 tahun masa baktinya bersama I Rossoneri Pirlo berhasil menjadi salah satu pemain tengah terbaik yang dipuja oleh para pecinta sepakbola di seluruh dunia. 2 gelar Serie A dan 2 trofi Liga Champions UEFA dipersembahkan Pirlo kepada tim yang membesarkan namanya tersebut.
Bahkan di tahun 2006, Pirlo berhasil membawa Italia keluar sebagai juara Piala dunia di Jerman. Salah satu golnya di babak adu pinalti membawa Pirlo terbang ke puncak dunia. Bersama dengan Italia, posisi Pirlo tidak tergantikan dan nomor punggung 21 miliknya akan terus melekat sebagai nomor milik seorang Andrea Pirlo.
Pada tahun 2011, beberapa hari setelah hari jadinya yang ke-32, secara mengejutkan Pirlo hengkang ke Juventus akibat kontraknya yang habis di AC Milan. Bersama Juventus ia mempersembahkan 4 gelar juara Serie A dan sekali menjadi runner-up di ajang Liga Champions UEFA di tahun 2015.
Salah satu yang juga sangat melekat dalam benak kita jika membicarakan Pirlo adalah gol pinalti bergaya panenka miliknya yang mempermalukan Joe Hart di babak perdelapan final EURO 2012 (Piala Eropa) kala Italia berhasil mengalahkan Inggris dalam drama adu pinalti. Dengan tenang Pirlo melesakkan bola dengan mudahnya ke gawang Hart yang terlihat begitu bernafsu menghentikan tendangan Pirlo.
Setelah menyelesaikan petualangannya di Italia, Pirlo hijrah ke Amerika dan bermain bersama New York City FC di ajang Major League Soccer (MLS). Setelah 2 musim bersama New York FC, Pirlo memutuskan untuk gantung sepatu di usianya yang ke-38. Kemarin pun Pirlo memainkan laga terakhirnya setelah New York FC kalah dalam laga play-off menghadapi Colombus Crew.
“Saat Anda sudah berada pada usia saya saat ini, Anda tahu bahwa ini adalah saat yang tepat untuk berhenti. Setiap harinya saya mengalami masalah pada tubuh saya dan saya tidak mampu berlatih seperti apa yang saya inginkan. Pada usia ini, saya tahu bahwa cukup berarti cukup. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, dan semua teman yang pernah bermain bersama saya di dalam dan luar lapangan untuk doa dan dukungannya selama ini. Kalian akan selalu berada di dalam hati dan pikiran saya untuk selamanya”, ujar Pirlo.
Setelah berpetualang selama 19 tahun, kini Pirlo telah mengakhiri kisah indahnya sebagai seorang legenda di dunia sepakbola Italia dan dunia. Dan dalam hari-hari mendatang, kini Pirlo bebas untuk mencicipi anggur dan bersantai sebagaimana layaknya orang biasa.
“Karena sepakbola sebenarnya dimainkan oleh kepala dan pikiran kita. Kaki kita hanyalaha alat untuk memainkannya di lapangan.”
Grazie Andrea!
Sampai jumpa Pirlo!