Melihat musibah yang baru terjadi, banyak yang pastinya semakin skeptis dan antipati terhadap sepakbola, terutama sepakbola Indonesia. Benci terhadap sepakbola mungkin dialami oleh mereka setelah ditinggalkan oleh orang tua, saudara, ataupun sahabat yang terlibat dalam tragedi kemarin.
Namun, perlu dicatat bahwa kebencian terhadap sepakbola bukanlah jalan keluar. Apakah mereka yang ditinggalkan oleh kerabat tercinta karena kecelakaan ataupun sakit penyakit lantas harus hidup dengan menanggung kebencian terhadap mobil, kereta, pesawat terbang, kapal laut, ataupun segala macam sakit penyakit yang menjangkiti korban? Tentu sulit menjawab pertanyaan di atas. Namun saya yakini, membenci takkan menyembuhkan luka yang ada serta memperbaiki keadaan.
Sepakbola, layaknya semua hal di dunia ini adalah sebuah alat ataupun sarana. Mereka bisa berdampak baik dan buruk tergantung dari manusia yang menggunakannya. Jadi, jika banyak tawa dan kebahagiaan terjadi karena olahraga ini, lantas mengapa harus ada tangis kekecewaan dan dendam kesumat yang juga terlahir karena sepakbola? Itulah hidup, penuh dengan pilihan menyakitkan dan hal-hal tak terduga.
Janganlah membenci sepakbola. Kutuklah para oknum yang tak bertanggung jawab dan selalu berusaha mencuci tangan mereka setelah bersimbah darah baik yang terlihat maupun kasat mata. Jangan biarkan masa depan yang penuh kebahagiaan karena sepakbola direnggut dari kita.
Jika memang harga yang harus dibayar adalah hilangnya kesempatan untuk sebuah generasi mengibarkan sang Merah Putih di kancah internasional, maka biarlah hal tersebut terjadi. Tak ada nyawa yang lebih kecil dibandingkan prestasi sebesar apapun yang ditorehkan melalui olahraga ini. Biarkan sepakbola Indonesia berduka dan memulihkan nama baik mereka dengan cara yang menyakitkan supaya hal seperti ini takkan pernah lagi terjadi sampai kapanpun.
Karena sejatinya sepakbola adalah sebuah perayaan. Perayaan dimana ada kebahagian dan kekecewaan yang seharusnya segera luntur oleh waktu. Karena setelahnya, ada keluarga dan kehidupan lainnya di luar sana yang jauh lebih penting dari sebuah bola sepak.
Sepakbola adalah olahraga milik rakyat. Ia tidak bermegah seperti olahraga elit lainnya yang identik dengan kalangan tertentu. Maka dari itu, biarlah rakyat yang menentukan, harus jadi apa masa depan sepakbola di negeri ini. Semoga, tragedi ini takkan pernah terjadi lagi.
Di manapun, dan kapanpun.