Ryan Atkin akan menjadi wasit penyuka sesama jenis atau gay pertama secara terbuka di dunia sepak bola profesional pria Inggris musim ini setelah mengungkapkan statusnya. Wasit yang memiliki usia 32 tahun itu diramalkan akan mampu mencapai level Liga Primer di masa depan.
Tidak ada pesepakbola gay di Liga Primer atau Football League, tetapi Atkin percaya banyak orang dalam pertandingan tersebut lebih berpikiran terbuka dan ramah terhadap orang-orang dari komunitas LGBT dibandingkan sebelumnya.
“Menjadi gay tidak masalah dalam konteks perwasitan pertandingan sepak bola tetapi jika saya berbicara tentang kesetaraan dan keragaman, maka saya akan menyebutkan bahwa saya gay karena itu relevan.” kata Atkin dikutip Sky Sports.
“Homophobia masih menjadi masalah, tetapi segala sesuatu membaik sepanjang waktu. Anda dapat mengubah pertandingan dan budaya ketika Anda berubah pikiran.” tambah Atkin
Atkin merupakan wasit di Liga Nasional Selatan. Terakhir, ia memimpin pertandingan di antara Bath City dengan Chippenham Town, pada Selasa (27/1118) lalu.
“Orang-orang yang bahagia pada kulit mereka sendiri di tempat kerja akan tampil lebih baik sebagai hasilnya, hal yang sama berlaku untuk olahraga profesional.” kata Atkin.
“Para wasit terbaik merupakan orang-orang yang membawa seluruh diri mereka ke pertandingan, memimpin dengan kepribadian mereka dan akhirnya meningkatkan kemampuan mereka untuk mengambil keputusan dengan benar.” tambah Atkin.
Ryan Atkin aktif dalam memimpin pertandingan di Liga Nasional Selatan. (Sumber:www.skysports.com)
Sebelum fokus pada ambisinya menjadi wasit, Atkin pernah menjabat sebagai asisten wasit dan memiliki pengalaman sebagai hakim garis di Football League.
Sebelumnya, seorang wasit di Spanyol sempat menjadi bahan cemoohan terkait statusnya sebagai seorang wasit gay pada 2016 lalu. Dia adalah Jesus Tomillero, seorang wasit di Liga Andalusia.
Pada waktu itu, Tomillero yang memimpin pertandingan antara Portuense dan San Fernando sempat dihina para penggermar terkait dengan setatusnya sebagai seorang gay setelah memberikan tendangan penal dalam laga tersebut. Ia akhirnya memutuskan untuk keluar dari federasi sepak bola Andalusia akibat tak kuat menanggung berbagai hinaan dan cemoohan dari berbagai pihak.
Di Turki, seorang wasit gay juga mendapatkan perlakuan tidak adil. Halili Ibrahim Dincdag sempat dikeluarkan oleh federasi sepak bola Turki (TFT) dari memimpin pertandingan. Namun, kejadian tersebut harus berujung di pengadilan dan dimenangkan oleh Dincdag.