Islam Makhachev, juara kelas ringan UFC, menolak untuk merayakan kemenangannya atas Alexander Volkanovski di UFC 294 pada 21 Oktober 2023.
Makhachev memilih untuk membawa bendera Palestina sebagai bentuk solidaritasnya terhadap rakyat Palestina.
Makhachev, yang berasal dari Dagestan, Rusia, memiliki hubungan dekat dengan rakyat Palestina. Ia sering mengunjungi Palestina dan memberikan bantuan kepada masyarakat di sana.
Setelah mengalahkan Volkanovski, Makhachev naik ke atas ring dan mengibarkan bendera Palestina. Ia juga memberikan pidato singkat untuk mendukung rakyat Palestina.
“Saya ingin mendedikasikan kemenangan ini untuk rakyat Palestina,” kata Makhachev.
“Saya tahu bahwa mereka sedang berjuang dan saya ingin menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian.” tambahnya.
Pidato Makhachev disambut dengan tepuk tangan meriah dari para penggemar di arena. Aksinya juga mendapat dukungan dari banyak tokoh dunia, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Abbas mengatakan bahwa Makhachev adalah sosok inspiratif dan pahlawan bagi rakyat Palestina. Ia juga berterima kasih kepada Makhachev atas dukungannya.
Aksi Makhachev ini merupakan bukti bahwa olahraga dapat menjadi sarana untuk menyuarakan pesan-pesan penting.
Ia menunjukkan bahwa olahraga tidak hanya tentang kemenangan dan kekalahan, tetapi juga tentang kemanusiaan dan solidaritas.
Aksi Makhachev diperkirakan akan meningkatkan kesadaran dunia tentang konflik di Palestina. Ia juga diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mendukung rakyat Palestina.
Selain itu, aksi Makhachev juga menunjukkan bahwa para atlet dapat menggunakan platform mereka untuk menyuarakan pesan-pesan penting.
Ia membuktikan bahwa atlet tidak hanya sekadar tokoh olahraga, tetapi juga tokoh masyarakat yang dapat memberikan dampak positif.
Perang antara Israel dan kelompok Hamas pecah pada tanggal 7 Oktober 2023, setelah serangan mendadak Hamas menewaskan ratusan orang di Israel. Serangan ini merupakan yang paling mematikan dalam sejarah konflik Israel-Palestina.
Serangan Hamas dimulai dengan penembakan roket dan mortir ke Israel. Serangan ini menewaskan 228 orang, termasuk 12 warga sipil. Israel membalas serangan Hamas dengan serangan udara di Jalur Gaza.