Xavi Hernandez secara resmi memutuskan untuk angkat kaki dari posisi pelatih Barcelona pada akhir musim 2023/2024. Meski berhasil meraih gelar juara Liga Champions sekalipun, Xavi beserta seluruh jajaran pelatih dibawahnya sudah menetapkan hati untuk tidak melanjutkan perjalanan mereka bersama klub asal Katalan tersebut.
Menjadi salah satu pemain terbaik yang pernah membela panji Barcelona, Xavi kembali datang sebagai pelatih semenjak November 2021 silam. Di musim penuh pertamanya, Barcelona berhasil dibawanya meraih gelar juara La Liga setelah terakhir kali meraih titel tersebut di tahun 2019. Gelar piala Supercopa juga ikut Xavi berikan di musim yang sama untuk Barcelona.
Sayangnya, berbagai masalah internal, cederanya banyak pemain kunci, hingga permainan Barcelona yang tak konsisten di musim ini membuat posisi Xavi jadi jauh dari kata ideal. Setelah 21 laga sejauh ini di La Liga, Barcelona tercecer di posisi ke-4 dan berjarak 11 poin dari Girona yang sementara masih konsisten menduduki posisi puncak klasemen.
Merasa sulit untuk mengejar posisi di ajang lokal, Barcelona sendiri bukannya diunggulkan untuk meraih gelar di kancar Liga Champions. Setelah dibantai Real Madrid di ajang Supercopa musim ini, Barcelona wajib menang menghadapi Napoli di babak 16 besar ajang Liga Champions untuk membuat Xavi setidaknya bisa terus menjaga asa pergi dari Barcelona dengan raihan trofi di tangan.
Berat memang bagi Xavi dengan statusnya yang juga sebagai pemain legenda klub saat harus mengatasi banyak hal secara bersamaan dalam posisi yang kurang ideal. Tekanan dari sisi manajemen yang juga terjepit berbagai masalah membuat Xavi rasanya bijaksana memilih angkat kaki dari klub yang sudah membesarkannya tersebut.
Xavi dan jajaran pelatih yang ikut angkat kaki bahkan dikabarkan tidak akan mengambil sisa gaji di masa kontrak mereka yang sebenarnya baru habis di musim panas tahun 2025. Barcelona dikabarkan bisa menghemat anggaran hingga 12 juta Euro karena keputusan Xavi tersebut.
Xavi mungkin takkan menjadi legenda di klub yang membesarkannya saat Ia berkarir sebagai seorang pelatih, terutama dengan sisa waktunya yang tak banyak ini. Namun melihat kacaunya situasi yang ada di Barcelona, maka mungkin keputusan ini adalah jalur aman yang memang layak diambil sebelum nama Xavi terus dijadikan kambing hitam atas kurang berprestasinya Barcelona di kemudian hari.