Yamaha telah terpuruk di beberapa seri balapan akhir-akhir ini. Hal tersebut terjadi pada mesin dan perangkat elektronik pabrikan Jepang yang kurang mendukung para rider mereka selama bertarung.
Perlombaan terbaru di MotoGP Aragon mengokohkan tanpa kemenangan Yamaha saat ini sebagai yang terburuk di sepanjang sejarah.
Berbicara kepada media, Lorenzo telah mendukung mantan timnya untuk bangkit dari kemerosotan, ia menyamakan hasil buruk Yamaha dengan kekeringan yang kadang-kadang diderita oleh raksasa sepak bola Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
“Saya rasa MotoGP sedikit seperti sepak bola di jalan itu seperti sebuah siklus. Barcelona, dan Real Madrid dapat memiliki tiga atau empat tahun yang sulit, dan cepat atau lambat mereka akan kembali.” kata Lorenzo.
“Yamaha memiliki sejarah untuk kembali, dan saya rasa cepat atau lambat mereka akan melakukan hal tersebut dengan kerja keras,” sambung Lorenzo.
Rider Movistar Yamaha Valentino Rossi sempat menyebutkan di MotoGP Aragon bahwa terakhir kali Yamaha melakukan perbaikan signifikan pada motor YZR-M1 adalah selama musim 2015, musim yang didominasi pabrikan, di mana Lorenzo merebut gelar dari Rossi.
Ditanya apakah dia melihat tanda-tanda penurunan yang akan terjadi di Yamaha tahun selanjutnya , di mana Lorenzo dan Rossi dikuasai oleh Honda Marc Marquez, Lorenzo mengatakan itu adalah tahun paling sulit.
“Tahun 2016 adalah tahun yang sulit, karena kami mulai kuat dengan elektronik, maka Honda membaik sedikit dan mereka mengejar kami.” kata Lorenzo.
Yamaha perlu merubah performa mesin dan elektronik mereka agar bisa bangkit kembali menjelang penutupan musim 2018 ini. (Sumber:www.maniakmotor.com)
“Kami sedikit tidak konsisten dalam balapan, tetapi kami sangat kuat di beberapa trek. Saya mendapat empat kemenangan, tetapi kami lebih kuat pada tahun 2015, itu jelas. Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, ini adalah siklus dan Yamaha akan kembali cepat atau lambat.” tambah Lorenzo.
Rider Yamaha saat ini tidak mengharapkan perubahan dalam keberuntungan tim tahun ini, di mana Rossi mengakui itu akan membutuhkan sebuah keajaiban untuk memenangkan perlombaan. Rider Italia itu juga sudah menyatakan keprihatinan atas motor edisi 2019.
Secara terpisah, Vinales sempat mengatakan dia tidak memiliki harapan dan tanpa motivasi untuk balapan seri Asia 2018.
“Saya tidak ingin memikirkan tahun depan. Kalau tidak, saya akan menjadi buruk, saya akan membuat 15 [tempat]. Saya harus berkonsentrasi pada tahun ini. Saya melakukan yang terbaik untuk mempercayai motor balap, percaya kami bisa melakukan langkah lain.” kata Vinales.
“Dan saya harus siap ketika motor bekerja lebih baik, saya bisa menjadi lebih baik. Itu saja. Saya tidak ingin memikirkan tahun depan.” tutup Vinales.