Petaka bagi Leicester City, berkah bagi Chelsea. Kalimat itu kiranya pantas menggambarkan bagaimana dahsyatnya pengaruh N’Golo Kante terhadap klub yang dibelanya di Liga Primer.
Kante adalah kunci sukses Leicester mencetak sejarah musim lalu dengan menjuarai liga. Peranananya di lini tengah The Foxes amat vital.
Berposisi sebagai gelandang bertahan, pemain asal Perancis itu piawai mengatur tempo permainan, mengalirkan umpan dari belakang ke depan, serta memutus serangan lawan.
Selama satu musim di Leicester, Kante rata-rata sukses melakukan 4,2 intersep dan memenangkan 4,7 tackle di tiap pertandingan. Statistik ini menunjukkan kontribusi besarnya dalam membantu pertahanan.
Tak hanya kuat dalam bertahan, Kante juga punya akurasi umpan yang ciamik. Ia tercatat sukses melakukan passing 81,6 persen di tiap laga ketika berseragam Leicester.
Performa impresif Kante tak pelak menarik minat klub-klub besar untuk mendaratkannya. Meski diminati Arsenal dan Paris Saint-Germain, gelandang 25 tahun itu memilih Chelsea sebagai rumah barunya.
Kehadiran Kante di Stamford Bridge bisa dibilang sebagai berkah. Penampilan impresifnya berdampak terhadap keseimbangan lini tengah tim London Biru.
Chelsea kini berada di puncak klasemen sementara Liga Primer dengan koleksi 59 poin dari 24 pertandingan. Mereka unggul sembilan poin dari rival terdekatnya Tottenham Hotspur.
Pencapaian positif The Blues berbanding terbalik dengan Leicester. Setelah sukses merengkuh trofi Liga Primer musim lalu, pasukan Si Rubah terpuruk ke posisi ke-16 klasemen atau hanya terpau dua tingkat dari batas zona degradasi.
Ditangisi Ranieri
Manajer Leicester Claudio Ranieri sempat menangisi kepergian Kante meski duo pilarnya, Jamie Vardy dan Riyad Mahrez, tetap bertahan di King Power Stadium.
“Musim lalu, kami kehilangan Esteban Cambiasso dan semua orang menangis. Kini, kami menangis karena kehilangan Kante,” ucap Ranieri setelah kepergian Kante.
Duo gelandang anyar yang didatangkan Leicester, Nampalys Mendy dan Onyinye Wilfred Ndidi, masih belum mampu menggantikan peran krusial Kante sebelumnya.
Sebaliknya, Kante justru semakin melejit bersama Chelsea. Namanya bahkan mulai disejajarkan dengan gelandang legendaris The Blues, Claudio Makalele.
Kedua memiliki peran dan kualitas yang nyaris setara. Berfungsi sebagai perisai pertahanan sebelum menembus pemain bertahan di belakangnya, sekaligus memberikan rasa aman terhadap pemain depan agar lebih leluasa melancarkan serangan.
Kante tercatat sebagai pemain The Blues yang memiliki distance coverage atau daya jelajah paling tinggi. Total 56,9 kilometer daya jelajah sejauh ini seperti dilansir HITC pada 2016.
Pemain kelahiran Paris itu masuk dalam 10 besar pemain yang memiliki daya jelajah paling tinggi di Liga Primer Inggris.
Untuk urusan operan, kante pun memiliki rekor cukup impresif. Seperti dilansir dari Whoscored, Kante rata-rata melepaskan umpan akurat 87,7 persen dari total 23 laga.
Kemampuan Kante sebagai penjaga keseimbangan amat memudahkan kerja Conte dalam meramu taktik. Skema langganan 3-4-3 yang ia terapkan cocok dengan ‘tenaga kuda’ pemainnya itu dalam membantu pertahanan sekaligus menyerang dari lini tengah.
Sumber foto: express.co.uk